Indonesia juga menekankan perlunya mengurangi kesenjangan digital antara negara maju dan berkembang, atau di ranah domestic antara perkodaan dengan pedesaan. Hal ini penting agar manfaat dunia maya dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.
“Penyediaan akses terhadap dunia maya yang setara bagi seluruh warga dunia dapat meningkatkan produktivitas sekaligus mendorong kreativitas, baik bagi individu maupun masyarakat,” kata Marty seperti dikutip dalam pernyataan pers Kementerian Luar Negeri RI yang diterima Tempo.
Konferensi yang berlangsung selama dua hari ini merupakan konferensi ketiga dari rangkaian Conference on Cyberspace yang telah diselenggarakan di London, Inggris, pada tahun 2011 dan Budapest, Hungaria, pada tahun 2012.
Konferensi tahun ini mengangkat tema Global Prosperity through an Open and Secure Cyberspace: Opportunities, Threats and Cooperation yang bertujuan untuk memberikan dasar bagi pembahasan yang konstruktif serta sebagai momentum bagi dialog antar negara-negara dalam isu cyberspace.
Sebanyak lebih dari 90 negara dan berbagai pemangku kepentingan terkait lainnya telah berpartisipasi aktif dalam Konferensi ini, dengan kehadiran sebanyak 26 pejabat tingkat Menteri.
Di sela-sela pertemuan Marty juga mengadakan pertemuan dengan Menlu Australia, Menlu Korea Selatan serta Wamenlu Jepang. Menlu RI juga menjadi pembicara dalam diskusi informal dengan lembaga kajian Korea Selatan, Asan Institute for Policy Studies, membahas perkembangan terkini di kawasan.
NATALIA SANTI
Berita Terpopuler :
Sutarman Mengaku Ditekan soal Novel Baswedan
Ani Yudhoyono Marah di Instagram, Pakai Kata Bodoh
Gatot Diduga Membunuh Holly karena Alasan Ini
Detik-detik Pembunuhan Holly Angela Versi Polisi
Raih Anti-Corruption Award, Ini Reaksi Ahok
Setahun Gubernur: Ini Kisah-kisah Lucu Jokowi