TEMPO.CO, Damaskus - Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan dalam sambutannya yang dipublikasikan pada hari Senin oleh surat kabar Al-Akhbar bahwa Hadiah Nobel Perdamaian seharusnya jatuh padanya. Ia menyatakan hal itu mengomentari organisasi pelarangan senjata kimia, Organization for the Prohibition of Chemical Weapons, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini. Dengan nada bercanda dia berkata, "Penghargaan ini seharusnya diberikan kepada saya."
Assad juga menegaskan bahwa ia tidak menyesal menyerahkan senjata kimia yang dikuasai negaranya. "Suriah telah berhenti memproduksi senjata kimia sejak tahun 1997, dan telah menggantikannya dengan senjata tradisional yang merupakan faktor penentu dalam medan perang," katanya.
Namun, ia mengatakan bahwa menyerahkan senjata kimia adalah "kerugian moral dan politik" untuk rezimnya. Ia juga menuding negara-negara yang semula mendukungnya "tak lagi membela Suriah tapi membela diri mereka sendiri."
Telunjuk diarahkan pada Rusia dalam kaitan ini. "Dengan apa yang mereka lakukan, Rusia tidak membela Suriah, rakyatnya, rezim atau presiden, kita membela diri kita sendiri. Stabilitas dan keamanan Suriah dilindungi oleh politik ketimbang persenjataan militer," katanya.
Presiden Suriah juga mengecam Hamas yang dituduhnya meninggalkan mereka. "Hamas memutuskan untuk menjadi bagian dari Ikhwanul Muslimin. Ini bukan pertama kalinya mereka mengkhianati kita, mereka melakukannya sebelum tahun 2007 dan 2009," kata Assad.
Ditanya tentang kemungkinan bahwa ia akan menerima pemimpin Hamas Khaled Mashaal di istananya di Suriah, Assad mengatakan dengan nada bercanda, "Jangan terkejut melihat Partai Sosialis Progresif pimpinan Walid Jumblatt ada di sini," ujarnya.
AL ARABIYA | TRIP B
Berita Terpopuler:
Gereja Tolak Upacara Pemakaman Mantan Kapten Nazi
Kampung Rambutan Masuk Wilayah Mana Pak Jokowi?
Iklan Sepatu 'Anti-Islam' Dikalahkan Pengadilan
Baju Iron Man Bakal Dipakai Tentara Amerika
Ini Dua Buron Pembunuhan Holly Angela