TEMPO.CO, Manila - Topan Nari menerjang wilayah Filipina utara, Sabtu, 12 Oktober 2013. Akibatnya, 13 orang tewas dan lebih dari dua juta warga mengalami pemadaman listrik.
Nari menghantam pantai timur Filipina sekitar tengah malam tadi. Pohon-pohon bertumbangan, bahkan atap-atap rumah juga beterbangan di pulau Luzon. “Meski korban jiwa tidak terlalu besar, tapi sebagian besar wilayah masih tergenang air,” kata Eduardo del Rosario, Kepala Badan Mitigasi dan Manajemen Bencana Filipina, dalam konferensi pers.
Sejumlah saksi di Kota pesisir Baler, dekat dengan pusat terjangan Nari, menurutkan saat ini para petugas pembersih yang membawa gergaji dikerahkan untuk membersihkan jalan-jalan.
seorang warga tewas tersetrum listrik di Kota Candaba. Sementara pohon-pohon tumbang menimpa sebuah rumah dan kendaraan di Provinsi Nueva Ecija, hingga menewaskan tiga orang. Gubernur Provinsi Bulacan Wilhelmino Alvarado menambahkan, dua anak dan seorang warga lanjut usia tenggelam akibat banjir besar.
Topan Nari ini menyebabkan arus listrik terputus di 37 kota di berbagai wilayah Luzon. Para petugas tengah membersihkan jalan-jalan dari pohon-pohon dan tiang-tiang listrik yang bertumbangan. Diperkirakan butuh waktu dua hari sebelum listrik bisa kembali hidup. Nigel Lontoc, pejabat penanganan bencana Luzon, mengatakan total 2,1 juta jiwa penduduk di wilayah tersebut saat ini hidup tanpa listrik.
Lontoc menambahkan, hingga kini empat warga dilaporkan masih hilang, sementara tiga ribu lainnya terpaksa mengungsi karena daerah mereka rawan tanah longsor.
L CHANNEL NEWSASIA | SITA PLANASARI AQUADINI