TEMPO.CO, Stockholm — Malala Yousafzai, remaja Pakistan yang ditembak kepalanya oleh Taliban tahun lalu, menjadi calon favorit pemenang hadiah Nobel Perdamaian 2013 yang akan diumumkan Jumat pekan ini. Seperti dilansir Reuters pada Ahad lalu, nama Malala menjadi favorit para analis. Makaka juga populer di tempat-tempat perjudian.
“Saya memprediksi Malala Yousafzai menjadi pemenang,” kata Kristian Berg Harpviken, ketua institut penelitian perdamaian yang berbasis di Oslo, PRIO. Hal ini menurut Harpviken, karena berdasarkan kemenangan Uni Eropa tahun lalu. “Kemenangan Uni Eropa diprotes banyak pihak karena mereka dinggap tidak melakukan banyak hal,” ia menambahkan.
Sahabat lama Malala dari Lembah Swat, Safia, yakin rekannya berhak menerima hadiah prestisius itu. Malala, menurut Safia, selalu memperjuangkan pendidikan untuk semua anak—pria maupun perempuan. “Masyarakat seperti sepeda, dengan satu roda adalah pria berpendidikan, sementara roda kedua adalah perempuan berpendidikan,” ujar Safia.
Malala, yang kini berusia 16 tahun, sempat berpidato di hadapan 400 pemuda di Markas Besar PBB Juli lalu. Pidatonya sangat menggugah banyak orang, termasuk penegasannya yang tidak akan tunduk pada teroris meski mereka mengancamnya karena mendukung pendidikan untuk anak perempuan.
Namun, satu kendala terbesar bagi Malala adalah usianya. Tawakkol Karman, aktivis penggiat hak asasi, merupakan pemenang termuda hadiah Nobel Perdamaian. Padahal, saat menerima hadiah, Karman telah berusia 32 tahun.
Selain itu, Malala, yang kini tinggal di Birmingham, Inggris, pun masih menghadapi ancaman mati dari Taliban. Juru bicara Taliban Pakistan, Shahidullah Shahid, menegaskan mereka masih memburu Malala dan menginginkan kematiannya. “Islam memang melarang membunuh perempuan. Tapi ia sudah kafir karena mengkritik Islam. Jika berhasil membunuhnya, kami sangat bangga.”
L REUTERS | ASIAONE | SKY NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI