TEMPO.CO, Kairo - Sedikitnya 51 orang dikabarkan tewas menyusul bentrok antara petugas keamanan dan pendukung Al Ikhwan Al Muslimun di Mesir saat memperingati 40 tahun Perang Arab-Israel, Ahad, 6 Oktober 2013.
Aksi kekerasan itu bermula ketika loyalis Presiden Mesir Muhamad Mursi yang digulingkan militer pada 3 Juli 2013 mencoba berkumpul di Lapangan Tahrir, Kairo, Ahad, 6 Oktober 2013. Upaya mereka dihalau aparat keamanan sehingga bentrokan fisik tak terelakkan yang menyebabkan jatuh korban tewas dan luka-luka.
Menurut juru bicara Kementerian kesehatan, kekerasan tersebut mengakibatkan setidaknya 46 orang tewas di Kairo, sedangkan lima lainnya tewas di selatan ibu kota. Adapun 268 orang lainnya cedera.
Mostafa Ramadan, seorang pengunjuk rasa anti-kudeta dan mahasiswa Universitas Al-Azhar di Kairo, dalam aksi tersebut menderita luka-luka pada bagian kepala setelah dihantam batu dan kena popor bedil.
"Kami berjalan kaki dengan damai dari kawasan Mohandesseen di Giza ketika kami bertemu dengan pasukan kepolisian yang sedang menunggu kami di bawah jembatan," kata Ramadan kepada koresponden Al Jazeera yang tak bisa disebutkan namanya demi keamanan.
"Kami katakan bahwa kami ingin damai, tetapi mereka menghardik kami dan mulai menembakkan gas air mata ke arah kami serta menembak dengan peluruh tajam," Ramadan menjelaskan.
Kantor Kementerian Dalam Negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kepolisian telah menahan 423 pengunjuk rasa di Kairo. "Mereka melakukan vandalisme dan menembakkan peluru tajam dan senapan angin."
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terhangat
Ketua MK Ditangkap | Dinasti Banten | APEC | Info Haji |Pembunuhan Holly Angela
Terpopuler
5 Tuntutan Jawara Banten Terkait Ratu Atut
Silsilah Dinasti Banten, Abah Chasan dan Para Istri
Beredar, Surat dari Akil Mochtar ke MK
Soal Ratu Atut, Jawara Banten 'Tantang' KPK
Akal-akalan Putusan Akil, Wani Piro?