TEMPO.CO, Nairobi - Kelompok teroris Al-Shabaab asal Somalia hari ini mengklaim 137 sandera di pusat perbelanjaan Westgate Nairobi tewas. Namun sumber resmi aparat keamanan Kenya menyebut 72 orang tewas, termasuk lima ekstremis.
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta telah mengumumkan mal itu kini berada di bawah kontrol aparat.
Dalam pesan yang diposting di akun Twitter, mereka menulis '137 sandera yang ditahan oleh Mujahidin meninggal'. Dalam serangkaian tweet dari akun yang tampaknya asli, mereka juga menuduh pasukan Kenya menggunakan 'gas kimia' untuk mengakhiri penyanderaan yang berlangsung selama empat hari. "Dalam sebuah langkah yang hanya dilakukan seorang pengecut, pasukan Kenya yang terkepung sengaja menembakkan proyektil yang mengandung bahan kimia," tulis salah satu tweet.
Dalam tweet lain mereka menulis, "Untuk menutupi kejahatan mereka, pemerintah Kenya melakukan pembongkaran bangunan, mengubur bukti dan semua sandera di bawah reruntuhan."
Juru bicara pemerintah Manoah Esipisu segera membantah klaim tersebut, dan bersikeras tidak ada senjata kimia yang digunakan dan jumlah korban tewas sipil yang resmi tetap 61 orang. "Al-Shabaab dikenal dengan tuduhan liarnya, sama sekali tidak benar apa yang mereka katakan," katanya.
Namun para pejabat mengatakan jumlah korban tewas mungkin akan bertambah. Pasalnya, belum semua lantai disisir untuk mencari kemungkinan korban lain.
Asap mengepul dari pusat perbelanjaan itu. Tim gegana mengerahkan anjing pelacak dan robot yang dioperasikan dengan kendali jarak jauh untuk membersihkan mal dari setiap jebakan yang mungkin.
Esipisu mengatakan lantai mal runtuh setelah kebakaran yang sengaja dibuat oleh penyerang, menyebabkan kelemahan struktural di tempat parkir di lantai tiga, yang kemudian runtuh ke lantai dua dan lantai dasar. Dia mengatakan delapan warga sipil yang mayatnya ditemukan di reruntuhan termasuk dalam perkiraan kematian resmi pemerintah.
MAIL ONLINE | TRIP B