TEMPO.CO, Islamabad - Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter di barat daya Pakistan pada Selasa petang, 24 September 2013, waktu setempat (11.20 GMT), menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai 300 orang lebih. Pada hari ini para korban mulai dimakamkan.
"Kami mulai mengubur para korban tewas," ujar Abdul Rasheed Gogazai, Deputi Komisioner Awaran, kepada kantor berita Reuters. Kawasan Awaran merupakan daerah di Provinsi Baluchistan yang paling parah terkena bencana gempa.
Gogazai menambahkan, gempa ini mengakibatkan setidaknya 373 orang cedera, sedangkan yang meninggal dunia mencapai 208 orang.
Menurut catatan USGS, lembaga meterologi Amerika Serikat, gempa ini berkekuatan 7,4 skala Richter dengan kedalaman 29 kilometer, namun catatan tersebut belakangan direvisi tanpa menyebutkan angka.
Warga di Karachi, kota pelabuhan di Pakistan, mengatakan kepada media, mereka merasakan getaran sangat kuat ketika gempa berlangsung. Bahkan, gerakan bumi itu dilaporkan dirasakan hingga Ibu Kota India, New Delhi.
Menurut Muhammad Riaz, meteorolog senior Pakistan, kepada media lokal mengatakan, gempa kali ini tergolong besar dan menimbulkan kerusakan berat.
"Ada laporan yang menyebutkan sejumlah bangunan hancur berantakan di distrik akibat gempa," ujar Mumtaz Baloch, pejabat pemerintahan lokal di distrik Awaran, 350 kilometer sebelah barat daya Quetta kepada AFP.
"Kami juga menrima informasi awal sekitar orang-orang yang cedera akibat rumah-rumah roboh, namun belum ada laporan jumlah korban tewas," tambahnya. Pada April 2013, sebuah gempat berkekuatan 7-8 skala Richter terjadi di sebelah tenggara Iran, tak jauh dengan garis perbaatasan Provinsi Balochistan, menewaskan 41 orang.
AL ARABIYA | AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler
Serangan pada Ruhut, dari Badut Sampai Kumpul Kebo
Ruhut Gagal Dilantik sebagai Ketua Komisi Hukum
Jadi Rebutan Klub, Kiper Ravi Pilih Timnas U-19
Capres, Duet Jokowi-JK Terpopuler di Dunia Maya
Kenapa Dirut TVRI Dipecat?