TEMPO.CO, New York - Presiden baru Iran, Hassan Rouhani, menyinggung proses penyelesaian sengketa Palestina-Israel. Menurut dia, Palestina berada dalam pendudukan bangsa lain. Namun, dia tidak menyebut langsung nama Israel dalam pidatonya.
"Hak-hak dasar rakyat Palestina yang telah dilanggar dan mereka yang telah kesulitan untuk kembali dan masuk ke rumah mereka, tempat kelahiran dan Tanah Air," kata Rouhani dalam Sidang Umum PBB, Selasa, 24 September 2013.
Dia juga mengecam sanksi internasional terhadap Teheran atas program nuklirnya, yang dituding memproduksi senjata atom. Iran berada di bawah dalam sanksi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan PBB.
Dia menyebut beberapa negara yang dikenai embargo ekonomi hidup menderita. "Janganlah kita lupakan jutaan rakyat Irak sebagai akibat dari sanksi yang tercakup dalam jargon hukum internasional, menderita dan kehilangan nyawa mereka, dan masih banyak lagi yang terus menderita sepanjang hidup mereka," katanya.
Dalam kesempatan itu, Rouhani berharap Presiden Amerika Serikat Barack Obama tidak akan terpengaruh oleh kelompok penekan dalam menangani masalah sengketa nuklir Iran. Berbicara dalam pidato di Majelis Umum PBB, Selasa waktu setempat, Rouhani menyatakan siap berunding dan mengurangi ketegangan antara kedua negara.
"Saya mendengarkan dengan seksama pernyataan Presiden Obama hari ini di Majelis Umum. Sejalan dengan kemauan politik dari pimpinan di Amerika Serikat dan berharap mereka menahan diri dari bisikan para penghasut perang. Sehingga kita lebih tenang untuk mengelola perbedaan-perbedaan," kata Rouhani.
REUTERS | LA TIMES | EKO ARI
Terpopuler
Pengakuan Perwira Polisi Penerima Dana Labora
Ruhut Gagal Dilantik sebagai Ketua Komisi Hukum
Ngebut, Mahasiswa Pengemudi Porsche Kena Tilang
Nazaruddin Serahkan Bukti Korupsi E-KTP ke KPK
Serangan pada Ruhut, dari Badut Sampai Kumpul Kebo