Seorang sumber Al Shahab kepada CNN mengatakan, kesembilan nama yang dilansir melalui akun Twiter itu memang diantar pelaku serangan dan penyanderan di pusat perbelanjan mewah di Kenya sejak akhir pekan lalu. Tapi CNN belum dapat mengkonfirmasi hal tersebut kepada pihak terkait.
Wakil Penasihat Keamann Nasional Amerika Serikat, Ben Rhodes, dan sejumlah pejabat senior lain belum dapat memastikan keterlibatan warganya dalam aksi yang menewaskan sedikitnya 62 orang dari berbagai bangsa itu. Dua sumber penegak hukum mengungkapkan, intelijen AS kini tengah menyelidiki kemungkinan klaim tersebut.
“Hingga saat ini kami belum dapat memastikan indetitas maupun kewarganegaran para pelaku,” kata Jen Psaki, juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. Sebelumnya, sejumlah pejabat federal dan pemimpin Somalia-Amerika di Minneapolis melaporkan bahwa Al Shahab telah merekrut sejumlah pemuda untuk berperang di Afrika.
Dalam kesemptan terpisah, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan rasa dukacita di sela-sela pertemuan Sidang Umum PBB di New York, Senin waktu setempat. Ia tidak menyebutkan adanya keterlibatan warga AS dalam insiden itu, tapi Obama berjanji akan mendukung Kenya dan menegaskan serangan itu menjadi keprihatinan dunia internasional.
Kelompok militan asal Somalia itu menyerbu pusat perbelanjaan yang sahamnya separuh dimiliki oleh investor Israel pada Sabtu siang pekan lalu. Seorang saksi mata mengatakan, para pelaku yang berjumlah 10 hingga 15 orang itu masuk dengan menembakkan senjata ke udara. Pengunjung yang tengah menyaksikan lomba masak di dalam pusat perbelanjaan pun langsung berhamburan.
Bendita Malakia, korban selamat asal North Carolina yang baru saja pindah ke Nairobi pada Juli lalu, mengungkapkan bahwa para pelaku mendatangi setiap toko secara sistematis. “Mereka mengajukan pertanyaan dan jika tak bisa dijawab korban langsung ditembak."
L CNN | SITA PLANASARI AQUADINI