TEMPO.CO, Phnom Penh – Aksi demonstrasi menolak hasil pemilu di Kamboja hingga kemarin telah mengakibatkan satu orang tewas lantaran ditembak dan puluhan luka-luka. Meski demikian, warga negara Indonesia di Phnom Penh aman.
Kedutaan Besar RI di Phnom Penh telah mengeluarkan imbauan jauh-jauh hari sebelum aksi massa berlangsung.
“WNI di Phnom Penh sejauh ini aman-aman saja karena lokasi demo terfokus di wilayah Freedom Park, yang diblokade aparat keamanan,” kata Duta Besar RI untuk Kamboja Suhardjono Sastromihardjo kepada Tempo melalui pesan pendek hari ini, Senin, 16 September 2013. “KBRI telah mengimbau WNI agar menjauhi tempat-tempat keramaian dan tidak terlibat dalam kegiatan politik.”
Jumlah WNI di Kamboja mencapai 1.100 orang. Yang berada di Phnom Penh berjumlah sekitar 350 orang, sedangkan lainnya tersebar di perbatasan Thailand dengan Vietnam. KBRI Phnom Penh telah mengeluarkan imbauan sejak 4 September 2013, untuk mengantisipasi aksi demonstrasi yang diumumkan akan digelar 7 September 2013. Aksi tersebut terus berlanjut hingga hari ini.
Hari Minggu, bentrokan terjadi di beberapa tempat di Phnom Penh. Para pendukung oposisi Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) berusaha memindahkan barikade kawat berduri dan menolak membatasi aksi mereka di Freedom Park.
Chan Soveth, aktivis kelompok hak asasi manusia Adhoc, mengatakan seorang pria ditembak mati tepat di kepalanya, ketika pendukung CNRP berusaha memindahkan barikade kawat berduri di Jembatan Kbal Thnal, dekat kantor pusat mereka. Menurut dia, korban bukan demonstran, melainkan warga yang tinggal di sekitar wilayah itu.
Juru bicara polisi militer Kamboja, Kheng Tito, menyangkal kabar bahwa pihaknya menggunakan senjata berpeluru tajam. Polisi hanya menggunakan gas air mata, pentungan, dan granat asap.
Partai Rakyat Kamboja (CPP) memenangi pemilu dengan 68 kursi, sementara oposisi CNRP 55 kursi. Pihak oposisi menuding CPP mencuri 2,3 juta suara untuk mengamankan posisi Hun Sen, yang sudah berkuasa selama 28 tahun. Oposisi juga mengancam akan memboikot sesi pertama sidang parlemen pada 23 September mendatang.
REUTERS | TIME | NATALIA SANTI
Topik Terhangat:
Penembakan Polisi | Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Pencurian Artefak Museum Gajah | Jokowi Capres?
Berita Terpopuler:
Preman Siksa secara Seksual Janda Penjual Kopi
Cerita Masa Kecil Ahok di Bangka Belitung
Inul Daratista Pernah Tidur di Kamar Ahok
Organ Intim Janda Penjual Kopi Diolesi Sambal
MNC: Miss Uzbekistan Sah Mewakili Negaranya