TEMPO.CO, Kairo - Sembilan polisi wajib militer mengalami cedera di Gurun Sinai, Mesir, Senin, 16 September 2013, setelah sebuah bom jalan raya meledak mengenai bus yang mereka tumpangi.
Kepada media setempat, seorang pejabat Mesir yang tak mau disebutkan namanya menerangkan, pelaku ledakan diyakini berasal dari kelompok Islam radikal. "Mereka bertanggung jawab atas ledakan bom."
Menurut laporan Associated Press, bom meledak di jalan raya di luar Kota Rafah, kawasan berbatasan dengan Jalur Gaza. Petugas keamanan mengatakan, saat terjadi ledakan, bus dalam pengawalan kendaraan lapis baja.
Angkatan Bersenjata Mesir telah melancarkan operasi militer bersekala besar di Sinai, menyusul peristiwa serangan bersenjata di Gurun dan terjungkalnya Presiden Muhamad Mursi pada 3 Juli 2013.
Pada Ahad, 15 September 2013, juru bicara Angkatan Bersenjata Mesir, Ahmed Ali, mengatakan bahwa pasukan militer berhasil menyita misil anti-serangan udara di Sinai. Ali juga menguraikan bahwa Angkatan Bersenjata akan melanjutkan operasi di Sinai hingga "terorisme" dikalahkan. "Keamanan nasional Mesir berada di bawah ancaman akibat situasi di Sinai," ucap Ali, seraya menambahkan bahwa petugas keamanan akan dipulihkan sesuai dengan rencana pembangunan wilayah tersebut.
Ali mengatakan, pasukan bersenjata telah menyita stok senjata di Sinai dan menahan 309 orang yang terlibat dalam kekerasan. Petugas juga menemukan dua alat peledak di menara kontrol di garis perbatasan Gaza. "Kami juga menyita seragam militer yang dikenakan Hamas," papar Ali.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Topik Terhangat:
Penembakan Polisi | Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Pencurian Artefak Museum Gajah | Jokowi Capres?
Berita Terpopuler:
Preman Siksa secara Seksual Janda Penjual Kopi
Cerita Masa Kecil Ahok di Bangka Belitung
Inul Daratista Pernah Tidur di Kamar Ahok
Organ Intim Janda Penjual Kopi Diolesi Sambal
MNC: Miss Uzbekistan Sah Mewakili Negaranya