Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belanda Minta Maaf Atas Pembantaian Westerling  

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Sejumlah janda korban peristiwa Rawa Gede mengikuti acara Peringatan Rawa Gede di Monumen Rawa Gede, Karawang, Jawa Barat (9/10). Pemerintah Belanda diwakili Tjeerd de Zwaan, Dubes Belanda untuk RI, menyampaikan permintaan maaf dan memberikan kompensasi sebesar 20 ribu Euro/orang (Rp243 juta). TEMPO/Subekti
Sejumlah janda korban peristiwa Rawa Gede mengikuti acara Peringatan Rawa Gede di Monumen Rawa Gede, Karawang, Jawa Barat (9/10). Pemerintah Belanda diwakili Tjeerd de Zwaan, Dubes Belanda untuk RI, menyampaikan permintaan maaf dan memberikan kompensasi sebesar 20 ribu Euro/orang (Rp243 juta). TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah Belanda secara resmi menyampaikan permohonan maaf atas pembantaian massal warga Indonesia selama penjajahan yang berakhir tahun 1949.

Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd de Zwaan, secara resmi menyampaikan permohonan maaf tersebut dalam sebuah upacara di Jakarta, Kamis, 12 September 2013.

"Atas nama pemerintah Belanda, saya minta maaf  atas perbuatan yang keterlaluan ini," kata De Zwaan.

Pasukan khusus Belanda melakukan pembantaian di Indonesia antara tahun 1945-1949. Menurut data pemerintah Indonesia, jumlah warga yang dieksekusi Westerling di Sulawesi Selatan mencapai 40 ribu orang, sementara angka dari pemerintah Belanda hanya beberapa ribu.

Pada 28 Januari 1947, pasukan khusus Belanda mengeksekusi 208 orang di tanah lapang depan kantor pemerintah setempat. Insiden tersebut merupakan salah satu dari pembunuhan massal yang dilakukan Kapten Raymond Westerling, yang lama dianggap sebagai pahlawan oleh Belanda.

Westerling dan pasukannya melakukan pembantaian di puluhan desa selama tiga bulan untuk memberantas pemberontakan terhadap Belanda. Westerling dan orang-orangnya tidak pernah diadili.

Menurut reporter Al Jazeera di Jakarta, pemerintah Belanda tampak tergesa-gesa menyampaikan permohonan maaf atas kejahatan yang mereka lakukan 66 tahun lalu.

“Beberapa bulan lagi Perdana Menteri Belanda akan berkunjung ke Indonesia dan banyak yang mengatakan seharusnya akan lebih tepat jika minta maaf pada saat itu. Akan tetapi, tiba-tiba mereka memutuskan untuk melakukannya saat ini di Kedutaan Belanda dan tidak di tempat di mana kejahatan perang itu terjadi,” kata koresponden Al Jazeera di Jakarta, Step Vaessen.

“Mereka memilih kedutaan karena mereka ingin minta maaf lebih daripada apa yang terjadi di Sulawesi Selatan dan tempat-tempat lain. Mereka minta maaf atas seluruh kejahatan perang, yang disebut Belanda hanya sebagai excesses (perbuatan yang keterlaluan),” kata Vaessen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Belanda sebelumnya sudah menyatakan permintaan maaf dan membayar para janda dalam kasus-kasus individual dan tidak pernah diakui secara resmi atau menawarkan kompensasi bagi para korban pembantaian.

Atas dua kasus hukum, Belanda telah membayar kompensasi 20 ribu euro bagi beberapa janda korban dan menyatakan permintaan maaf secara publik di  Sulawesi dan Rawagede, Bekasi.

“Ketika saya menerima uang dari Belanda, saya menciumnya. Saya sangat bahagia. Tetapi ketika saya menciumnya, saya tidak dapat melupakan apa yang terjadi pada suami saya. Saya sangat sedih,” kata Nani, 93 tahun, salah seorang janda korban.

Ayah Andi Mondji adalah salah satu dari 208 korban yang dieksekusi di Sulawesi. Ketika peristiwa itu terjadi, dia masih kecil. “Kalau mengingat kembali kala itu, nenek saya ditembak ketika dia berusia 80 tahun, ayah saya ditembak, dan seorang keluarga saya yang lain. Semuanya ditembak mati. Mereka seharusnya bisa membayangkan apa yang saya derita akibat itu,” kata Mondji.

AL JAZEERA | NATALIA SANTI

Topik Terhangat
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Jokowi Capres? | Miss World | Penembakan Polisi

Terpopuler:
Ditawari Vicky Mobil, Zaskia Gotik Jual Cincin
Begini Hasil CCTV Soal Penembakan Polisi di KPK
Dul Masih Kritis, 2 Gelas Darah Disedot dari Paru
Bahasa Vicky Zaskia Gotik Dimengerti Keluarganya
Vicky Zaskia Gotik Dijenguk Banyak Wanita di Bui

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

7 Mei 2023

Rumah bergaya indische di Jalan Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta. Pada agresi militer Belanda kedua tahun 1948, Presiden Soekarno dan keluarga pernah menjadikan rumah ini sebagai tempat persembunyian. Tempo/Anang Zakaria
Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Usai proklamasi, Indonesia juga berusaha mempertahankan kemerdekaan melalui jalur diplomatik tanpa kekerasan, salah satunya perjanjian Roem-Roijen.


Representative Office BNI Ada di Belanda

18 Mei 2022

(Ki-ka) Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Duta Besar RI untuk Belanda Mayerfas, dan Duta Besar RI untuk Belgia merangkap Luksemburg dan Uni Eropa Andri Hadi dalam Peresmian BNI Amsterdam, Selasa (17/5/2022).
Representative Office BNI Ada di Belanda

Populasi Diaspora di luar negeri merupakan ceruk bisnis yang sangat potensial dalam ekosistem bisnis Internasional BNI


Komunitas Muslim Indonesia di Belanda Bangun Masjid  

29 Maret 2017

Muslim Indonesia yang tinggal di Belanda, membangun sebuah Masjid di Jan van Gentstraat 140, Badhoevedorp, Belanda. abna24.com
Komunitas Muslim Indonesia di Belanda Bangun Masjid  

Muslim Youth Union atau PPME Al-Ikhlas membeli bangunan di Amsterdam, Belanda, yang salah satu ruangannya diubah menjadi masjid.


PM Belanda: Saya Akan Lawan Kecenderungan Anti-Islam  

26 November 2016

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, dikenal pintar, ganteng dan masih bujangan. Pria kelahiran tahun 1967 hobi bermain piano dan suka sejarah. Rutte ternyata juga penggila masakan Indonesia terutama nasi goreng.  Sean Gallup/Getty Images
PM Belanda: Saya Akan Lawan Kecenderungan Anti-Islam  

PM Mark Rutte menegaskan, sentimen anti-Islam di Eropa tidak akan mempengaruhi hubungan dengan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.


Bertemu PM Belanda, Jokowi Terkenang Saat Jadi Gubernur DKI

23 November 2016

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kerja Perdana Menteri Kerajaan Belanda, Mark Rutte di Istana Merdeka, Jakarta, 23 November 2016.  pertemuan bilateral untuk membahas sejumlah agenda kerja sama RI-Belanda di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, infrastruktur, lingkungan dan kemaritiman, serta pengelolaan air. TEMPO/Subekti.
Bertemu PM Belanda, Jokowi Terkenang Saat Jadi Gubernur DKI

Presiden Joko Widodo pernah bertemu Mark Rutte saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.


Memperkenalkan Indonesia Kontemporer Lewat Karya Riri Riza

21 November 2016

Riri Riza, Nicholas Saputra dan Sissy Priscilllia dalam konferensi pers Festival Film Indonesia 2016 di Utrecht, Belanda, 17 November 2016. (Foto: KBRI Den Haag)
Memperkenalkan Indonesia Kontemporer Lewat Karya Riri Riza

Indonesia Film Festival 2016 digelar di Utrecht, Belanda, 17-20 November 2016.


EKSKLUSIF, PM Belanda Mark Rutte Tolak Referendum Ala Brexit

4 November 2016

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berkunjung ke kawasan Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara, (21/11). Joko Widodo menjelaskan soal rencana normalisasi dan penataan kembali Waduk Pluit yang memiliki luas sekitar 60 ha tersebut. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
EKSKLUSIF, PM Belanda Mark Rutte Tolak Referendum Ala Brexit

Perdana Menteri Kerajaan Belanda Mark Rutte mengatakan ia menentang referendum seperti Brexit di Inggris.


Tingkatkan Perdagangan-Investasi, PM Belanda Kunjungi RI  

16 Oktober 2016

Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi bersama Menlu Belanda, Bert Koenders di sela-sela Pertemuan ASEAN-EU ke-21 di Bangkok, Thailand, 14 Oktober 2016. (Foto: KBRI Bangkok)
Tingkatkan Perdagangan-Investasi, PM Belanda Kunjungi RI  

Persiapan lawatan PM Mark Rutte dibahas dalam pertemuan kedua Menlu di Bangkok, Thailand.


Jazz Indonesia Pukau Publik Belanda  

16 Oktober 2016

Penampilan Dwiki Dharmawan dan Dewa Budjana dalam Indonesia Jazz Night 2016 di Koninklijk Conservatorium, Den Haag, Belanda, 13-14 Oktober 2016. (Foto: KBRI Den Haag).
Jazz Indonesia Pukau Publik Belanda  

Dwiki Dharmawan dan kawan-kawan meriahkan Indonesia Jazz Night 2016 di Den Haag, Belanda.


90 Pengusaha Belanda Hadiri Seminar Rediscover Indonesia

24 September 2016

Duta Besar RI untuk Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja (kiri) menjamu wartawan-wartawan Belanda di KBRI Denhaag, 16 Maret 2016. KBRI Den Haag
90 Pengusaha Belanda Hadiri Seminar Rediscover Indonesia

PM Belanda akan berkunjung ke Indonesia pada November 2016.