TEMPO.CO, Peshawar - Sangeen Zadran, komandan senior dari kelompok militan yang terkait Taliban, tewas Jumat 6 September 2013, diduga akibat serangan pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat yang menyerang di wilayah suku Pashtun, Pakistan, di perbatasan Afganistan, kata beberapa sumber aparat keamanan dan kelompok militan.
Drone menembakkan dua rudal di sebuah kompleks rumah di Desa Dargah Mandi di Waziristan Utara, menghancurkan sebuah rumah dan menewaskan tujuh orang, kata seorang pejabat keamanan. Pejabat keamanan lainnya menyebutkan, korban tewas sebanyak lima orang.
Sumber-sumber keamanan mengatakan semua orang yang tewas adalah gerilyawan. Lokasi serangan ini dikenal sebagai tempat jaringan Haqqani, yang diyakini secara teratur menyerang pasukan AS di Afganistan dari gunung yang tersembunyi di Pakistan.
Sumber di intelijen di wilayah itu mengatakan, Sangeen Zadran, komandan senior jaringan Haqqani yang juga menjabat sebagai gubernur bayangan Taliban di provinsi Paktika, Afghanistan, di antara dari korban yang tewas dalam serangan itu.
Belum ada komentar resmi mengenai jumlah korban tewas. Kementerian Luar Negeri Pakistan mengutuk serangan pesawat tak berawak AS dalam sebuah pernyataannya.
Seorang warga yang berada di daerah itu mengatakan, sebuah masjid di Miranshah, kota utama di kawasan itu, membuat pengumuman melalui pengeras suara bahwa pemakaman untuk Zadran akan dilakukan hari ini.
Amerika Serikat memasukkan Zadran, 45 tahun, dalam daftar teroris global pada tahun 2011. AS telah lama menudingnya berada di balik pengeboman dan serangan terhadap pangkalan militer AS di Afganistan timur, merencanakan pemindahan pejuang asing Taliban dan mendalangi penculikan warga Afganistan dan warga asing di wilayah perbatasan.
Sumber di kalangan gerilyawan mengatakan, mereka yang ikut tewas dalam serangan pesawat tak berawak itu adalah komandan Al-Qaeda berumur 32 tahun yang juga ahli bahan peledak, yang diidentifikasi sebagai Zubir al Muzi, pria berkebangsaan Mesir.
Drone AS telah menyerang kelompok militan di wilayah perbatasan yang bermasalah dan tidak dapat diakses seperti Waziristan Utara, yang memiliki garis perjuangan sama dengan Al-Qaeda dan Taliban, sejak tahun 2004.
Pakistan marah atas serangan pesawat tak berawak itu dan mengatakan bahwa itu menyebabkan korban sipil dan melanggar kedaulatannya. Sebagai tanggapannya, Amerika Serikat telah mengurangi penggunaan drone dalam beberapa tahun terakhir.
Sulit untuk menilai dampak serangan drone karena pengamat independen dan wartawan hampir tidak memiliki akses ke daerah-daerah di mana serangan terjadi. Kebanyakan informasi berasal dari pejabat yang berbicara secara anonim.
Menurut data New America Foundation, serangan drone AS di Pakistan telah berkurang secara signifikan selama 2,5 tahun terakhir, dengan total 20 serangan pada tahun ini. Tahun 2012 ada 48 serangan drone, 2011 ada 73 serangan.
Reuters | Abdul Manan