TEMPO.CO, Kairo - Pimpinan negara-negara Liga Arab mengatakan intenvensi militer di Suriah bukanlah salah satu opsi, kendati Amerika Serikat bertekad menyerang negara itu. Menurut Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil Elaraby, hanya Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bisa menghentikan konflik yang sudah berjalan sejak Maret 2011 tersebut.
Liga Arab melakukan pertemuan darurat di Kairo, Mesir, Senin, 2 September lalu, guna membahas rencana serangan Amerika Serikat. Washington mengatakan pasukan rezim Bashar al-Assad bertanggung-jawab atas serangan senjata kimia di pinggiran Damaskus pada 21 Agustus 2013 lalu.
Nabil Elaraby mengatakan Liga meminta Assad bertanggung-jawab atas serangan yang disebut membunuh lebih dari 1.300 orang tersebut. "Namun, opsi gempuran militer harus dikesampingkan," katanya seperti dilansir Al-Jazeera, Selasa, 3 September 2013.
Dia menerangkan tim inspeksi PBB yang telah mengivestigasi lokasi serangan tidak memiliki kemampuan untuk mengatakan siapa pelakunya. "Mereka hanya mengatakan telah terjadi serangan menggunakan senjata kimia."
Pernyataan itu disampaikan sehari setelah Liga meminta menghentikan seruan serangan militer ke Suriah. Menurut dia, hanya PBB sebagai perwakilan resmi komunitas internasional yang diperbolehkan mengambil aksi militer guna menghentikan kejahatan di sana.
Dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, hanya Amerika dan Prancis yang menyatakan siap menyerang Suriah. Inggris batal membantu karena penolakan parlemen. Rusia, yang menjadi sekutu Assad, menolak serangan dengan mengatakan tidak ada bukti serangan senjata kimia dilakukan oleh rezim Assad. Adapun Cina mengatakan akan memveto rencana intervensi.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler
Menteri Agama Ngambek Pidatonya Terpotong Azan
Luthfi Tutupi Sosok Bunda Putri ke Pengacaranya
Arsenal Akhirnya Dapatkan Mesut Ozil
Ini Cara Fathanah Cuci Uangnya
Bertemu Foke, Ahok Cium Pipi Kanan Kiri