TEMPO.CO, Beijing - Virus flu burung diperkirakan mulai menular antarmanusia. Kasus pertama penularan virus flu burung H7N9 terjadi di Cina. Meski perkembangan tersebut mengkhawatirkan dan harus diikuti dengan saksama, para peneliti menekankan virus masih belum "mahir" untuk menyebar antarmanusia.
“Masyarakat tidak usah panik," kata pakar epidemiologi Chang-jun Bao dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Jiangsu. “Kemampuan transmisi virus baru ini masih belum efektif.”
Chang bersama teman-teman peneliti lainnya menulis dalam jurnal kesehatan Inggris, British Medical Journal (BMJ), bahwa seorang wanita 32 tahun terinfeksi virus Maret lalu setelah merawat ayahnya yang berusia 60 tahun di rumah sakit.
Tidak seperti ayahnya--yang mengunjungi pasar unggas sebelum sakit, perempuan ini tidak berhubungan dengan unggas. Namun ia jatuh sakit setelah merawat ayahnya selama enan hari di rumah sakit. Keduanya meninggal setelah mengalami kegagalan fungsi beberapa organ.
Hingga kasus ini muncul, belum ada bukti manusia bisa mengidap virus H7N9 selain dari kontak langsung dengan unggas. Kebanyakan penderita sebelumnya mengunjungi pasar unggas atau berhubungan dengan unggas hidup dalam waktu satu atau dua minggu sebelum jatuh sakit.
Hasil penelitian virus yang diambil dari keduanya menunjukkan jenis virus ini hampir sama secara genetik. Hal ini mendukung dugaan bahwa perempuan tersebut tertular dari ayahnya.
Sampai 30 Juni lalu terdapat 133 kasus flu burung H7N9 di Cina Timur, 43 di antaranya meninggal dunia.
BBC | CHANNEL NEWS ASIA | NATALIA SANTI