TEMPO.CO, Harare - Washington Post menuliskan laporan tentang korupsi di Zimbabwe dengan menyoroti mulai dari saat seorang bayi lahir. Menurut media itu, praktik korupsi begitu sistemik di salah satu negara termiskin di Afrika, hingga ke bilik-bilik rumah sakit. Seorang ibu yang berteriak saat melahirkan misalnya, akan dikenai denda US$ 5 sebagai "biaya untuk "memberikan alarm palsu".
Akuntabilitas "uang-uang denda" itu dan denda lainnya, tak pernah jelas.
Produk domestik bruto per kapita di Zimbabwe hanya US$ 500, dengan pendapatan tahunan rata-rata per orang adalah sekitar $ 150. Rumah sakit Zimbabwe juga mengenakan biaya persalinan yang tak murah, US$ 50. Ini berarti bahwa, di negara di mana tingkat pengangguran sangat tinggi dan kemiskinan merajalela, seorang ibu yang berteriak beberapa kali selama persalinan mungkin berutang setengah pendapatan tahunan setelah melahirkan.
Transparency International menemukan bahwa sekitar seperempat dari populasi global membayar beberapa jenis suap dalam satu tahun terakhir. Laporan tahunan lembaga itu yang mensurvei lebih dari 100.000 orang di sekitar 100 negara menunjukkan bahwa polisi dan sistem pengadilan yang paling rentan terhadap suap. Secara keseluruhan, hampir sepertiga mengatakan interaksi mereka dengan polisi adalah dengan membayar suap.
Namun dalam soal suap, bukan Zimbabwe juaranya. Di Sierra Leone, 84 persen penduduknya dilaporkan membayar suap. Bandingkan dengan Australia, Denmark, Finlandia, dan Jepang yang 'kadar' suap warganya hanya sebesar 1 persen.
SLATE.COM | TRIP B