TEMPO.CO, Cochabamba - Presiden Bolivia Evo Morales memperingatkan, dia bisa saja menutup Kedutaan Amerika Serikat di negerinya. Hal itu diungkapkan setelah dia bertemu dengan pemimpin sayap kiri Amerika Selatan lainnya yang mendukung dirinya setelah insiden pengalihan penerbangan pesawat Morales dari Rusia pada Selasa, 2 Juli 2013 lalu.
Morales kembali menyalahkan Washington atas insiden itu. Dia menduga Amerika telah menekan negara-negara Eropa untuk menolak pesawatnya melintasi wilayah udara mereka pada Selasa lalu. Akibat pengalihan rute itu, pesawat yang ditumpangi Evo Morales harus mendarat di Wina, Austria. Dia menyebut hal ini sebagai pelanggaran atas hukum internasional. (Baca: Rumor Snowden Bikin Hubungan AS- Bolivia Tegang)
Baca Juga:
"Menjadi satu akan mengalahkan imperialisme Amerika. Kami telah bertemu dengan pemimpin partai saya dan mereka meminta kami untuk mengambil beberapa tindakan dan bila berlu, kami akan menutup kedutaan Amerika Serikat," kata Morales. "Kami tak butuh kedutaan Amerika Serikat."
Morales menyampaikan hal itu pada Kamis, 4 Juli 2013 saat pemimpin Venezuela, Ekuador, Argentina, dan Uruguay bertemu dengannya di Cochabamba, Bolivia untuk mengatasi pertikaian diplomatik.
Pada akhir pertemuan, satu pernyataan dikeluarkan untuk menuntut jawaban dari Prancis, Portugal, Italia dan Spanyol. Amerika Serikat tak ikut disertakan dalam pernyataan itu.
"Eropa melanggar peraturan," kata Presiden Venezuela Nicolas Maduro sesaat setelah tiba di bandara Cochabamba. "Kami di sini untuk mengatakan pada Presiden Evo Morales bahwa dia bisa mengandalkan kami. Siapapun yang memulai pertikaian dengan Bolivia, juga bertikai dengan Venezuela."
GUARDIAN|JULI HANTORO
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak?
Terpopuler:
Pengumuman SBMPTN Dimajukan 8 Juli
Ini Kronologi Jual-beli Tanah 'Wakaf' Hilmi
Keterangan Prajurit Kopassus Ucok Irasional
Fuad Bawazier Menentang Hanura Calonkan Hary Tanoe
Temuan Jenius di Balik Serial Lie to Me