TEMPO.CO, Paris - Polisis Paris, Prancis, menahan 96 pengunjuk rasa menyusul bentrokan pasukan keamanan dengan puluhan ribu demonstran yang menentang Undang-Undang Perkawinan Sejenis dan Adopsi Anak, Ahad, 26 Mei 2013.
Bentrok keras itu pecah setelah kelompok garis keras menyerang petugas keamanan menggunakan tongkat di Invalides Esplanade dan dibalas oleh polisi dengan tembakan gas air mata.
Para demonstan yang umumnya kaum muda dalam aksi tersebut menyebut pemerintahan sayap kiri sebagai "diktator sosialis" dan melemparkan berbagai benda ke sekumpulan jurnalis yang sedang meliput aksi.
Pemerintah Prancis telah memberlakukan undang-undang perkawinan gay sepekan lalu, tetapi mendapatkan protes dari berbagai kelompok masyarakat termasuk oposisi. Pada unjuk rasa, Ahad, 26 Mei 2013, mereka menyampaikan rasa frustasinya terhadap kepemimpinan Presiden Francois Hollande yang telah melegalkan perkawinan kaum gay.
Gelombang demonstrasi besar-besaran tampak di sekitar monumen Les Invalide. Di kawasan ini, para demonstran mengibar-kibarkan bendera warna pink dan biru. Sementara sejumlah aktivis sayap kanan menggantung sebuah spanduk di atas markas paratai berkuasa Partai Sosialis seraya mennyerukan agar Hollande mundur.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terhangat:
Darin Mumtazah & Luthfi | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha
Baca juga:
Daftar 'Perang' Antar Kubu di PKS
Ciuman Massal sebagai Protes
Hitung Cepat Pilgub Jateng, Ganjar Pranowo Unggul
Digugat Pencabulan, Korban Potong 'Burung' Melawan