TEMPO.CO, Zagreb - Mahkamah Konstitusi Kroasia memerintahkan penangguhan semua kurikulum pendidikan seks di negara itu hanya beberapa bulan setelah sekolah umum mulai mengajarkan itu. Alasannya, terdapat 'kesalahan prosedur' dalam proses legalisasinya.
Pada Februari, pemerintah Perdana Menteri Zoran Milanovic meluncurkan program pendidikan seks di sekolah-sekolah sebagai bagian dari upaya untuk "meningkatkan kesadaran tentang kesehatan seksual" Namun Gereja Katolik menentang program itu, dan dua asosiasi gereja yang mendukungnya juga mengajukan keberatan dengan kurikulum, mengklaim bahwa kurangnya program otorisasi orangtua bertentangan dengan konstitusi.
Program yang diajarkan kepada siswa berusia antara 9-18 tahun itu akan ditunda sampai pengadilan meneliti lagi proses legalisasi aturan ini. Pengadilan mengatakan pemerintah seharusnya berkonsultasi sebelum memulai kurikulum dan menyatakan ada "kesalahan prosedur" dalam persiapan program, seperti dilaporkan Presseurop.
Survei mengungkapkan bahwa 56 persen percaya bahwa pendidikan seks diperlukan, menurut media itu. "Saat ini terdapat sekitar 2.000 kehamilan remaja per tahun," kata Vinko Filipovic, juru bicara pemerintah.
Milanovic mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah bahwa dia akan terus berjuang untuk program ini. "Apa yang saya bisa janjikan untuk kesekian kalinya adalah bahwa rekan-rekan saya dan saya akan melakukan segalanya agar pendidikan seksual dan kesehatan di Kroasia sebagus di Jerman. Saya percaya bahwa adalah sesuatu yang anak-anak Kroasia pantas dapatkan."
HUFFINGTON POST | TRIP B
Terhangat:
Darin Mumtazah & Luthfi |Kisruh Kartu Jakarta Sehat |Menkeu Baru PKS Vs KPK |Vitalia Sesha
Terpopuler:
Ciuman Massal sebagai Protes
Hitung Cepat Pilgub Jateng, Ganjar Pranowo Unggul
Quick Count: Ganjar Pranowo Menang di Pilgub Jateng
Digugat Pencabulan, Korban Potong 'Burung' Melawan
Kenapa DPRD Interpelasi Jokowi
Rekapitulasi Pilkada Bali: Mangku Pastika Menang
SBY: Negara Menjamin Kebebasan Beribadah