TEMPO.CO, PARIS - Seorang tentara anti-terorisme Prancis ditikam di lehernya saat sedang berpatroli di Paris, Sabtu kemarin. Presiden Francois Hollande menyatakan belum ada kaitan dengan pembunuhan brutal seorang tentara Inggris di London pekan lalu.
Penyerang langsung kabur setelah menikam korban di distrik pertokoan La Defense yang ramai oleh para pembeli di akhir pekan.
Kejaksaan setempat mengatakan penyelidik anti-teror menangani kasus tersebut, yang terekam kamera pengintai.
Tentara berusia 23 tahun itu berseragam dan bersenjata sedang berpatroli bersama dua temannya di kawasan wisata yang ramai dikunjungi turis, pusat pertokoan dan transportasi di Ibukota Prancis itu.
Penyerang digambarkan polisi bertinggi badan 1,9 meter, berjanggut, dan mengenakan celana dan jersey hitam. Dia menikam korban lalu menghilang di keramaian tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Presiden Hollande kepada wartawan dalam kunjungan ke Etiopia mengatakan “Kita belum tahu situasi maupun identitas penyerang, tapi kita melihat seluruh opsi,” katanya sambil menambahkan pada tahap ini belum bisa mengaitkannya dengan serangan serupa di London, Rabu lalu.
Serangan di London dilakukan dua pria terhadap seorang tentara dengan menggunakan golok. Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian yang mengunjungi tentara itu di rumah sakit mengatakan korban menjadi sasaran karena dia tentara. Kondisi korban kini stabil.
CHANNEL NEWS ASIA | NATALIA SANTI