TEMPO.CO, Amman - Amerika Serikat Rabu lalu mengancam akan meningkatkan dukungan kepada pemberontak Suriah jika Presiden Bashar al-Assad menolak untuk membahas solusi politik untuk mengakhiri perang sipil yangs udah berlangsung dua tahun ini. Konflik di Suriah, hingga Mei ini, menyebabkan lebih dari 80 ribu orang tewas dan 1,5 juta mengungsi ke luar negeri.
Amerika dan Rusia kembali menghidupkan solusi politik soal Suriah setelah adanya laporan terbaru tentang kekejaman yang dilakukan oleh dua pihak, serta adanya kecurigaan bahwa senjata kimia telah digunakan dalam perang sipil itu. Faktor penting lainnya, juga karena menguatnya kelompok pemberontak yang berafiliasi ke al-Qaeda.
Dalam pertemuan di Yordania, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry Rabu 22 Mei 2013 berusaha untuk menggalang dukungan dari negara-negara Eropa dan Arab soal inisiatif perdamaian terbaru. Amerika dan Rusia menggalang adanya konferensi perdamaian soal Suriah, yang diperkirakan akan berlangsung di Jenewa dalam beberapa minggu mendatang.
Amerika dan Uni Eropa sejauh ini menghindar untuk mempersenjatai para pemberontak, tetapi telah memberikan bantuan yang bersifat "non-mematikan", sementara pendukung dari Arab seperti Qatar dan Arab Saudi sudah mengirim bantuan berupa senjata.
Meski Rusia dan Iran memberi dukungan kepada pasukan Assad, negara-negara Barat masih belum mengikuti jejak itu karena khawatir senjata yang mereka kirim jatuh ke tangan pemberontak, Jabhat Nusra, yang secara terang-terangan sudah menyatakan berafiliasi kepada al-Qaeda.
Kelompok negara yang menyebut dirinya "Kawan Suriah" memberi sikap jelas bahwa mereka akan memberikan lebih banyak dukungan kepada oposisi untuk memperkuat posisi lawan Assad saat di meja perundingan. Tapi John Kerry menyarankan bantuan itu bisa diperbanyak jika Assad tidak bersedia menerima solusi politik.
"Para menteri juga menegaskan bahwa sampai saat pertemuan di Jenewa menghasilkan pemerintahan transisi, mereka akan lebih meningkatkan dukungan mereka terhadap oposisi dan mengambil semua langkah-langkah lain yang diperlukan," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan resmi. Dalam pernyataan itu, tak ada rincian tentang jenis bantuan yang mungkin mereka berikan kepada oposisi Suriah.
Berbicara kepada wartawan sebelum pertemuan di Yordania, John Kerry mengatakan, "Jika Assad tidak bersedia untuk bernegosiasi... dengan itikad baik, kami juga akan berbicara tentang dukungan kami dan meningkatnya bantuan bagi oposisi agar mereka terus dapat memperjuangkan kemerdekaan negara mereka. "
Rusia mengatakan, konferensi itu harus melibatkan pemerintahan Assad dan Iran. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memuji respons pemerintah Suriah atas proposal perdamaian yang diusulkannya bersama Amerika, sambil mengatakan bahwa kelompok oposisi terlalu terpecah untuk menyepakati untuk berpartisipasi dalam pertemuan di Jenewa.
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan pemerintah Assad akan segera memutuskan sikapnya, sedangkan oposisi diperkirakan akan membahas soal ini dalam pertemuan di Istanbul, Kamis 23 Mei 2013.
Sebagai upaya untuk membantu kejatuhan Assad, Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika Serikat Selasa 21 Mei 2013 lalu menyetujui undang-undang yang akan memberikan bantuan senjata kepada oposisi moderat Suriah. Namun ada sedikit antusiasme untuk mempersenjatai para pemberontak di DPR Amerika yang dikuasai Partai Republik, sehingga tidak jelas apakah rancangan undang-undang usulan Senat itu akan lolos di Kongres.
Reuters | Abdul Manan