TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis asal Jerman yang juga kontributor Tempo, Armin Wertz, dikabarkan telah ditahan oleh tentara Suriah di Aleppo, Suriah, sejak awal Mei 2013. Armin adalah reporter veteran yang berbasis di Indonesia dengan segudang pengalaman menulis untuk media-media di Jerman dan Asia.
Richard Bennett, Senior Editor di Majalah Tempo English Edition, mengatakan bahwa seingat dia Armin tidak pernah bekerja di bidang lain setelah lulus dari universitas--dimana dia mengambil jurusan ekonomi politik.
Karena itulah, kata Richard, reportase Armin sangat faktual dan memiliki citarasa yang 'logis'. "Anda bisa sebut tulisan dia very old school," kata Richard. Namun, katanya lagi, tulisan-tulisan Armin tidak membosankan, melainkan dipenuhi rasa humor yang jahil.
"Pertama kali kami bertemu mungkin sekitar 10 tahun yang lalu lewat teman atau kolega. Kita punya selera humor yang sama dan kecintaan akan sepakbola," kata Richard. Sejak itu, Richard dan Armin langsung cocok satu sama lain. "Mungkin karena kami sama-sama menyukai makanan yang enak dan tequila," katanya mengenang.
Setelah menjadi editor untuk majalah berita mingguan Stern di Jerman, Armin sempat menghabiskan 10 tahun di Meksiko dan Amerika Latin bekerja sebagai koresponden untuk Der Spiegel, majalah berita mingguan Jerman lainnya.
Armin lalu malang melintang di Israel selama beberapa tahun, melaporkan konflik antara Israel dan Palestina untuk harian Jerman Frankfurter Rundschau. Sejak beberapa tahun terakhir, dia berbasis di Indonesia dan rutin menulis berita untuk Majalah Tempo edisi bahasa Inggris. Armin menulis tentang berbagai topik, mulai kuliner hingga Piala Dunia.
Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Tempo English Edition, Yuli Ismartono, mengaku prihatin mendengar penangkapan Armin Wertz. "Meski keadaannya sekarang adalah bagian dari risiko semua wartawan, kami sangat mengharapkan Armin bisa ditemukan dengan selamat," katanya.
SYARI FANI
Berita Terpopuler:
Penjual Gorengan Ini, Anaknya Kuliah di Jerman
Inggrid Selingkuh? Syarief Hasan: Totally Fitnah
Ini Alasan Freddy Numberi Hengkang dari Demokrat
SBY Dapat Penghargaan, Franz Magnis Protes
Hilmi Akui Kenal Ahmad Fathanah