TEMPO.CO, Jakarta - Empat belas tahun setelah digulingkan oleh diktator militer dan dikirim ke pengasingan, mantan perdana menteri Pakistan Nawaz Sharif kini berada di jalur yang akan mengembalikannya ke posisinya kembali. Pria yang dikenal pendukungnya sebagai "sang Singa" itu telah mengklaim kemenangan dalam pemilu yang digelar Sabtu 11 Mei 2013.
Meskipun hasil akhir penghitungan suara masih belum diumumkan secara resmi, jaringan televisi Pakistan memproyeksikan partai Sharif, Pakistan Muslim League (PML), akan memperoleh sekitar 110 kursi di parlemen. Dengan perolehan tersebut, ia akan mengamankan mayoritas parlemen yang ia sangat butuhkan untuk memperbaiki perekonomian Pakistan yang sakit.
Partai Imran Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) diproyeksi akan mendapatkan sekitar 35 kursi, sejalan dengan harapan banyak analis, tetapi masih jauh di bawah ekspektasi sejumlah pendukungnya. Sedangkan Pakistan Peoples Party (PPP), setelah popularitasnya menurun usai berkuasa dalam periode 2008-2013, diperkirakan mendapatkan sekitar 35 kursi.
Peta perolehan ini relatif tak jauh dari perkiraan jajak pendapat yang dirilis sebelum pencoblosan. Jajak pendapat majalah The Herald, yang dirilis 8 Mei 2013, Pakistan Muslim League (PML) memang diprediksi akan memimpin, yang kemudian diikuti oleh Pakistan Tehreek-e-Insaf dan Pakistan Peoples Party.
Dalam pemilu ini, tujuh partai memperebutkan 272 kursi di parlemen. Selain ketiganya, partai lain yang mengikuti pemilihan adalah Muttahida Qaumi Movement (MQM), Awami National Party (ANP), Muttahida Majlis-e-Amal, dan Jamaat-e-Islami.
Sharif muncul di balkon markas partainya, Sabtu 11 Mei 2013 malam, untuk berbicara dengan pendukungnya yang bersorak dan melambaikan bendera partai. Ia mengatakan siap untuk bekerja dengan semua pihak untuk mencoba untuk memperbaiki banyak masalah di negara ini. "Kami ingin mengubah nasib negara dan memenuhi janji kami selama kampanye pemilu," katanya.
Guardian | Abdul Manan