TEMPO.CO, KUALA LUMPUR – Gerakan BERSIH –organisasi non profit untuk pemilu adil, menemukan adanya bukti pemilih bayaran yang didatangkan dari luar negeri dalam ajang pemilihan raya-13 Malaysia. Dalam jumpa pers yang digelar, pada Sabtu 4 Mei 2013, BERSIH menyaksikan sendiri kedatangan mereka di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur pada Kamis sebelumnya. “Mereka diduga datang dari Bangladesh, Nepal dan Indonesia,” kata Dato’ Ambiga Sreenevasan sambil memperlihatkan rekaman video kepada media.
Dalam rekaman video, terlihat para pengundi bayaran itu menaiki satu buah bis dan enam buah mobil berjenis van. Pada salah satu mobil yang mengangkut para pengundi bayaran itu, tertera logo RISDA –sebuah lembaga milik pemerintah Malaysia. “Saksi kami ini seorang jaksa, ia mengikuti iringan kendaraan itu hingga ke Tanjung Malim -70 kilometer ke Utara Kuala Lumpur, kami yakin mereka adalah pengundi bayaran,” kata Ambiga.
Baca Juga:
Berdasarkan investigasi BERSIH, para pemilih bayaran ini datang menaiki penerbangan Malaysia Airlines bernomor MH8611. Mereka tiba di Bandara pada pukul 4.30 pagi, Kamis lalu. Ambiga mengatakan, maskapai milik Malaysia itu membuat paket program yang bertajuk “friends and family”, yang diduga disalahgunakan untuk mendatangkan para pemilih bayaran itu.
“Kami akan terus kawal temuan ini, mereka boleh masuk Malaysia sebagai individu yang legal karena menggunakan paspor, namun kalau diberi kartu tanda pengenal hanya untuk memilih itu kesalahan,” katanya.
Kartu Tanda Penduduk Malaysia memang jadi bayaran bagi para pemilih bayaran itu. Menurut Maria Chin Abdullah, Kepala lembaga PEMANTAU –underbouw Gerakan BERSIH, kepada Tempo menyebutkan kalau modus pemberian kartu identitas adalah modus yang paling sering dijumpai. “Jarang upah memilih itu dihargai dengan uang, sebab kartu identitas lebih berharga daripada uang,’ katanya.
Anne Muhammad| SIP
Baca Juga: