TEMPO.CO, Canbera - Agen dari dinas intelijen nasional Korea Selatan mencoba untuk mendapatkan informasi rahasia tentang perdagangan Australia. Peristiwa yang terjadi tiga tahun lalu ini memicu pemecatan seorang pegawai Departemen Pertanian Australia karena terkait dengan dinas rahasia Korea Selatan itu.
Guardian edisi 2 Mei 2013 melaporkan, kasus mata-mata ini terjadi tahun 2010 dan berkaitan dengan upaya Korea Selatan untuk mencari tahu tentang perdagangan sektor pertanian Australia ketika kedua negara sedang melakukan negosiasi awal soal perjanjian perdagangan bebas.
Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, Kamis 2 Mei 2013, menolak untuk mengomentari rincian kasus ini karena "masalah keamanan atau intelijen." Namun ia mengatakan, kasus ini tidak menimbulkan ketegangan diplomatik dengan Seoul, sekutu kuat dan mitra dagang utama Australia. "Saya percaya hubungan dengan Republik Korea begitu kuat. Ini tidak akan berpengaruh," kata Carr.
Korea Selatan adalah mitra dagang keempat terbesar Australia, dengan perdagangan bilateral senilai lebih dari 32 miliar dolar Australia. Kedua negara meluncurkan pembicaraan perdagangan bebas pada tahun 2009, tetapi belum meraih kesepakatan.
Kasus mata-mata ini mulai terbuka kepada publik setelah pengadilan federal Australia mengluarkan perintah pencabutan kerahasiaan seputar insiden tersebut. Pegawai Australia itu, Yeon Kim, sedang berjuang di pengadilan untuk membatalkan keputusan Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO) yang mencabut izin keamanannya, yang berarti ia secara efektif dipecat dari pekerjaannya di Departemen Pertanian.
Hakim pengadilan federal mengatakan, kerahasiaan kasus tahun 2010 itu dicabut karena bisa merugikan Kim saat memperjuangkan kasusnya di ranah hukum. Saat insiden ini terjadi, tidak ada diplomat Korea Selatan yang diusir.
ASIO mengatakan Kim telah terlibat dalam "kegiatan yang tidak pantas". Pada tahun 2011 juga ditemukan bahwa Kim gagal untuk melaporkan kontaknya dengan petugas Korea Selatan dan berhasil diperdaya oleh agen mata-mata Korea Selatan.
Kim dan kuasa hukumnya, serta Kedutaan Korea Selatan di Canberra, menolak untuk mengomentari kasus ini.
Guardian | Abdul Manan