Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peran 3 Sahabat Pengebom Boston Maraton

Editor

S Tri P Bud

image-gnews
Tersangka Bom Boston Dzhokhar Tsarnaev berpose dengan teman satu asramanya Azamat Tazhayakov and Dias Kadyrbayev di New York. REUTERS
Tersangka Bom Boston Dzhokhar Tsarnaev berpose dengan teman satu asramanya Azamat Tazhayakov and Dias Kadyrbayev di New York. REUTERS
Iklan

TEMPO.COBoston - Tiga orang kawan Dzhokhar Tsarnaev yang ditangkap kepolisian dan muncul di pengadilan federal Boston pada Rabu waktu setempat punya peran masing-masing terkait penyidikan polisi terhadap pengebom Boston Maraton itu.

Azamat Tazhayakov, Dias Kadyrbayev, dan Robel Phillipos, ketiganya adalah teman kuliahnya. Ketiganya dianggap telah menghalangi penyidik dalam penyelidikan kasus pengeboman Boston. Tiga barang milik Dzhokhar yang ada di kamarnya raib. Barang itu adalah komputer jinjing, tas punggung, dan vaseline.

Mereka mengambil benda itu dari kamar asrama Tsarnaev di University of Massachusetts-Dartmouth pada jam yang sama setelah FBI merilis foto Tamerlan, tersangka yang tewas setelah baku-tembak dengan polisi.

Saat itu, Kadyrbayev mengirim pesan singkat pada Dzokhar, "Ia tampak seperti tersangka di televisi." Tsarnaev menanggapi  dan mengirim balik SMS, "lol (istilah untuk tertawa ngakak)" dan menambahkan, "Datanglah ke kamarku dan ambil apa pun yang kau inginkan," kata pernyataan di bawah sumpah (affidavit). Phillipos, Tazhayakov, dan Kadyrbayev pergi ke kamarnya, saat itu Dias Kadyrbayev melihat ransel yang berisi kembang api yang telah dibuka dan dalam keadaan kosong.

"Kadyrbayev tahu ketika dia melihat bungkus kembang api kosong, Tsarnaev terlibat dalam pemboman itu," sebut  pernyataan itu.

Kini, ketiganya dituduh menyembunyikan barang bukti dari kamar asrama Tsarnaev setelah pemboman 15 April, yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 orang.

Bagian lain pernyataan itu menceritakan pada saat mereka kembali ke apartemen di New Bedford dimana Azamat Tazhayakov dan Dias Kadyrbayev tinggal bersama, saudara Tsarnaev telah ditetapkan sebagai tersangka. "Kami bertiga mulai panik," Phillipos menceritakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Kadyrbayev, mereka secara kolektif memutuskan untuk membuang ransel dan kembang api ke tempat sampah karena mereka tidak ingin Tsarnaev mendapat masalah. FBI menemukan buntalan berisi kembang api dan Vaseline di tempat pembuangan akhir sampah pekan lalu setelah pencarian selama dua hari. Tak disebutkan dimana komputer jinjing ditemukan.

Dias Kadyrbayev dan Azamat Tazhayakov, keduanya dari Kazakhstan, kini dalam tahanan federal dengan tuduhan terkait pelanggaran imigrasi. Sementara Phillipos, seorang warga negara AS, dituduh berbohong kepada agen federal yang menyelidiki pengeboman itu.

CNN | TRIP B

Berita Terpopuler:

Ayu Azhari Sering Ketemu Ahmad Fathanah
Coboy Junior Diadukan ke Komisi Penyiaran  
Akun @SBYudhoyono Gusur Kepopuleran Jokowi  
MA: Putusan Susno Tak Perlu Perintah Penahanan  
Sinyal Susno Sempat Terdeteksi di Soreang  


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran