TEMPO.CO, Seoul - Korea Selatan akan menarik semua pekerja yang tersisa dari zona industri bersama Kaesong di Korea Utara. Langkah ini dilakukan menyusul penolakan Pyongyang untuk melakukan pembicaraan formal demi mengakhiri kebuntuan diplomasi antar dua negara.
Keputusan untuk menarik sekitar 170 orang dari kawasan industri Kaesong yang terletak di perbatasan dengan Korut ini makin memperuncing konflik antara kedua Korea. Korea Utara mengancam menyerang Korsel sebagai bentuk protes atas sanksi PBB dan latihan militer bersama Korea Selatan-Amerika Serikat.Kedua Korea secara teknis masih berperang setelah gencatan senjata 1953.
"Karena warga kami yang tersisa di zona industri Kaesong mengalami kesulitan besar karena tindakan tidak adil Korut, pemerintah mengambil keputusan untuk memulangkan semua personel yang tersisa demi keselamatan mereka," kata Menteri Unifikasi Korea Selatan, Ryoo Kihl-jae.
Korea Utara menarik 53 ribu pekerjanya dari kompleks itu bulan ini di tengah ketegangan antara kedua Korea. Korea Utara menutup akses masuk ke zona itu sejak 3 April.
Kawasan industri Kaesong dibuka pada tahun 2004 sebagai bagian dari kebijakan rekonsiliasi dua Korea. Sebanyak 123 perusahaan Korea Selatan membuka pabrik di kawasan ini, memproduksi pakaian, barang rumah tangga, dan helm sepeda motor.
Zona ini adalah salah satu sumber devisa Korut, dengan memberikan hampir US$ 90 juta per tahun. Produsen Korea Selatan telah membayar sekitar US$ 130 per bulan pada Korut untuk masing-masing buruh yang mereka pekerjakan.
REUTERS | TRIP B