Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dua Pelaku Bom Boston di Mata Kerabat  

image-gnews
Dzhokhar Tsarnaev memperoleh green card pada tahun 2007, dan mendapat kewarganegaraan Amerika Serikat pada 11 September 2012. REUTERS/Alexander Demianchuk
Dzhokhar Tsarnaev memperoleh green card pada tahun 2007, dan mendapat kewarganegaraan Amerika Serikat pada 11 September 2012. REUTERS/Alexander Demianchuk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dzhokhar dan Tamerlan Tsarnaev teridentifikasi sebagai tersangka bom Boston Marathon. keduanya sempat kucing-kucingan dan adu tembak dengan tim antiteroris SWAT serta polisi federal FBI, Jumat, 19 April 2013. Dalam peristiwa itu, Tamerlan tewas tertembak, sedangkan Dzhokhar tertangkap dengan kondisi luka-luka.

Larry Aaronson, guru Dzhokhar Tsarnaev di SMA, terkejut mendengar keterlibatan bekas anak didiknya. Kata dia, Dzhokhar dikenal sebagai pemuda yang tak pernah membuat masalah. "Dia suka olahraga dan atlet yang hebat," kata Aaronson.

Pendapat tak jauh beda datang dari paman Tsarnaev, Ruslan Tsarni. Ia menyatakan cukup kaget mengetahui keponakannya terlibat dalam bom Boston. Sebab, pemuda 19 tahun itu ia kenal sebagai anak yang sopan. "Mungkin kakaknya yang mempengaruhi dia," ujar Tsarni.

Si paman sendiri cukup yakin bila Dzhokhar yang dikenalnya tidak pernah berpikir mencelakai orang tak bersalah. Namun, lain halnya dengan Tamerlan. Kata Tsarni, ada perubahan pada diri Tamerlan dalam beberapa tahun terakhir. "Tamerlan terlihat berbeda, seperti mengikuti suatu aliran," kata Tsarni. Tamerlan sering berbicara hal-hal religius. "Saya menanyakan aliran apa yang dia ikuti, Tamerlan menjawab, semacam jihad."

Sehari setelah ledakan bom di ajang Boston Marathon, Dzhokhar mendatangi bengkel mobil Gilberto Junior. Dzhokhar datang untuk mengambil mobilnya yang sedang Junior perbaiki. Padahal, mobil Dzhokhar belum selesai pengerjaannya. Menurut Junior, waktu itu Dzhokhar terlihat gugup. "Dia menggigiti kuku tangannya, menggoyang-goyangkan kakinya, dan saya menyadari dia sedang gelisah," kata Junior.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tamerlan dan Dzhokhar merupakan kakak beradik etnis Chechens yang berimigrasi ke Amerika Serikat bersama keluarganya sekitar satu dekade yang lalu. Mereka melarikan diri dari kericuhan antara pemerintah Rusia dengan kaum separatis, kelompok pemberontak etnis Chechen muslim.

CBSNEWS | NIEKE INDRIETTA

Topik Hangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo

Terpopuler:
Bom Boston Marathon versi Pelajar Indonesia di AS 

Gempa Cina, Reporter Ini Liputan Berbaju Pengantin

Perkosaan Keji di India, Korbannya Bocah 5 Tahun

Kim Jong-Un Ternyata Fan Berat Van Damme

Setelah Bom Boston, Ada Tembakan di Denver  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran