TEMPO.CO, Jakarta - Tak mudah bagi tim antiteroris SWAT dan polisi federal (FBI) untuk membekuk Tarmelan dan Dzhokhar Tsarnaev yang diduga sebagai pelaku pengeboman di Boston. Diperlukan waktu sekitar 38 jam guna menaklukkan kakak-beradik itu. Bahkan polisi menurunkan robot untuk meringkus mereka.
Pengerahan robot itu dilakukan setelah polisi menerima telepon dari seorang penduduk pada Jumat malam, pukul 20.45. "Satu warga mengabarkan ada mayat dalam kapal, di belakang rumahnya, Franklin Street," CNN menuliskan.
Awalnya, si empunya kapal melihat bercak darah pada dinding kapal. Ketika mengangkat terpal penutup kapal, ia melihat ada orang tergeletak berlumuran darah. Dia menduga orang itu adalah Dzhokhar, pelaku pengeboman yang tengah diburu polisi. "Dia pikir si tersangka sudah meninggal," masih berdasarkan tulisan CNN.
Setelah mendapat kabar tentang keberadaan tersangka, Team 5 Investigates langsung menyerbu lingkungan di Franklin Street. Sempat terjadi kontak senjata, FBI akhirnya menurunkan robot tanpa awak. Helikopter berteknologi inframerah juga dikerahkan guna memindai panas tubuh Dzhokhar. "Kami menyingkap terpal dengan menggunakan robot," kata David Procopio dari Kepolisian Negara Massachusetts.
Awalnya, Dzhokhar Tsarnaev sempat menolak ditangkap, tapi akhirnya dia menyerahkan diri. Polisi pun meminta dia mengangkat kemejanya untuk memastikan tak ada bom yang menempel di tubuhnya.
CNN | BOSTON CHRONICLE | CORNILA