TEMPO.CO, Boston - Terduga pelaku pengeboman Boston, Dzhokhar Tsarnaev, belum lama mengantongi status warga negara Amerika Serikat. Meski telah lama tinggal di negara itu sebagai pengungsi, status kewarganegaraan baru diberikan kepadanya pada September tahun lalu.
Dzhokar dan kakaknya, Tamerlan Tsarnaev, diburu aparat penegak hukum AS setelah gerak-gerik mencurigakan keduanya terekam kamera CCTV saat bom meledak dalam ajang Boston Marathon. Tamerlan tewas dalam baku tembak dengan polisi yang datang untuk menangkapnya.
Bibi mereka, Maret Tsarnaeva, menyatakan Tamerlan lahir di Chechnya dan Dzhokhar di Kyrgyzstan, setelah keluarganya melarikan diri dari perang Chechnya pada awal tahun 1990-an. Ia dan anak bungsu keluarga ini pindah ke AS pada tahun 2002. Keluarga ini mendapat status pengungsi beberapa bulan kemudian.
Tamerlan dan dua saudara perempuannya menyusul ke AS pada tahun berikutnya. Dua anak perempuannya kini telah menikah dan tinggal di kota lain, sedangkan Tamerlan sedang dalam proses menjadi warga negara AS.
Sang ayah, Anzor Tsarnaev, pindah kembali ke Dagestan, Rusia, beberapa waktu lalu ketika ia jatuh sakit.
Setelah pihak berwenang AS mengidentifikasi dua bersaudara ini sebagai tersangka utama dalam pengeboman hari Senin, konflik mulai muncul dalam keluarga ini. Bibinya, Maret Tsaernaeva, membantah keponakannya terlibat, sementara di kubu lain merasa malu dengan perilaku keduanya.
Namun, para ahli mengatakan isolasi sosial dalam budaya asing mungkin telah menyebabkan mereka menjadi radikal.
AP | TRIP B