TEMPO.CO, Boston - Linda Claire Willits siang itu berhasil menjejakkan kakinya di garis finis lomba lari Boston Marathon setelah berlari sepanjang 42 kilometer (26,2 mil), dengan catatan waktu 3 jam 34 menit. Atas prestasi itu, perempuan berusia 29 tahun ini berhak meraih gelar nomor satu.
Pantaslah kalau Willits dan seluruh pendukungnya yang menyemut di Boylston Street merayakan kemenangan yang ditunggu-tunggu. Mereka satu per satu memberikan ucapan selamat dan membuatnya merasa seperti dalam sebuah perayaan.
Beberapa rekan lainnya sudah tak sabar untuk merayakan kemenangan itu. Mereka berkumpul di bar Hotel Mandarin Oriental. "Saya dalam perjalanan ke sana!" teriak Willits kepada teman-temannya di tempat perayaan yang dipersiapkan sahabat Willits, Stephanie Douglas.
Tak lama kemudian, blaaar...sebuah ledakan menggelegar disusul ledakan kedua mencabik-cabik kawasan tempat Willits dan rekan-rekannya merayakan pesta kemenangan.
"Ledakannya begitu kuat, bar penuh asap dan kursi bergelimpangan," kata Douglas. "Saya melihat banyak orang seperti trampolin beterbangan ke udara."
Asap mengepul memenuhi ruang bar, tempat Willits dan rekan-rekannya berpesta. Orang-orang mulai berteriak karena diduga masih ada bom. Mereka pun berebut keluar meloloskan diri dari ledakan bom lain.
Di luar bar, tampak seorang pria kehilangan satu kakinya, namun dia berusaha berdiri. Douglas kabur menyelamatkan diri dan sudah tak bisa lagi menghubungi Willits.
"Saya melihat darah berceceran di mana-mana," kata Steve Silva, produser olahraga Boston.com yang meliput kegiatan lomba Boston Maraton. "Saya juga melihat banyak orang kehilangan kakinya, orang-orang berteriak, banyak yang kebingungan."
CNN | CHOIRUL
Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh|Serangan Penjara Sleman|Harta Djoko Susilo|Nasib Anas
Baca juga
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Kata Saksi Bom Boston
Ustad Indonesia Orang Berpengaruh di New York
Selamat dari Bom Boston, Dirut BTPN Hobi Lari
Bom Boston Diduga Disembunyikan di Tong Sampah