TEMPO.CO, Seoul - Menteri Unifikasi Korea Selatan, Ryoo Kihl-jae, menyatakan akan mengajak Korea Utara untuk berunding soal penutupan wilayan industri bersama Kaesong Industrial Park. Ia berharap pihak Korea Utara mempertimbangkan kembali penutupan ini di meja perundingan.
Kepada situs berita Yonhap, Ryoo Kihl-jae, menyatakan Korea Selatan akan meminta Korea Utara untuk menormalkan kembali kondisi di Kaesong, meskipun kedua negara berada dalam ketegangan diplomatik. Ryoo Kihl-jae berharap agar Korea Utara dapat membuka kembali akses pekerja Korea Selatan yang sebelumnya dilarang masuk ke kawasan Kaesong di Korea Utara.
Selasa pekan lalu, Korea Utara benar-benar sangat marah. Tak hanya mengancam akan melancarkan serangan militer terhadap Korea Selatan, negeri itu juga mulai menarik seluruh pekerjanya dari kawasan industri bersama di Kaesong. Kawasan ini semula diperuntukkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi negara yang dibangun bersama seterunya, Korea Selatan. Namun kini kegiatan tersebut dihentikan.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, melaporkan bahwa buruh Korea Utara tidak diperkenankan bekerja di kawasan kompleks industri gabungan Kaesong, sehari setelah Pyongyang menyatakan menarik seluruh pekerja dan menangguhkan operasi tanpa batas. Penutupan kawasan ini untuk pertama kalinya terjadi sejak kompleks industri bersama itu beroperasi sejak 2004.
Kompleks Kaesong mempekerjakan sekitar 50 ribu warga Korea Utara, dan menjadi salah satu sumber ekonomi negeri itu. Secara keseluruhan, di dalam kompleks tersebut terdapat 123 perusahaan Korea Selatan dengan penghasilan lebih dari US$ 80 juta (Rp 779 miliar) per tahun.
Pada Senin, 8 April 2013, seperti dikutip kantor berita KCNA, pejabat senior Korea Utara, Kim Yang Gon, mengatakan bahwa Korea Utara akan memutuskan kawasan tersebut kelak dioperasikan kembali atau tidak.
YONHAP | CHETA NILAWATY