TEMPO.CO, Tepi Barat - Presiden Palestina Mahmoud Abbas masih mempertimbangkan surat pengunduran diri Perdana Menteri Salam Fayyad yang disampaikan pada Rabu, 10 April 2013.
Saat surat pengunduran itu diajukan, Presiden Abbas masih berada di Yordania untuk melakukan kunjungan. Setelah mendengar kabar pengunduran diri sahabat dekatnya di Partai Fatah, Abbas bergegas kembali ke Palestina, Kamis, 11 April 2013, guna mengambil sikap.
Beberapa sumber di Palestina seperti dikutip Reuters menyebutkan hubungan kedua pemimpin belakangan akhir-akhir ini mengalami keretakan, terutama menyangkut kebijaksanaan dalam pemerintahan.
Juru bicara dari kantor Fayyad menolak memberikan komentar atas berbagai laporan, antara lain mengenai rumor yang menyebutkan bahwa Abbas memang punya rencana memecat Fayyad, menyusul adanya perselisihan internal partai.
Presiden Abbas dan Perdana Menteri Fayyad berasal dari satu partai, yakni Partai Fatah yang berkuasa di Tepi Barat. Sementara itu, rivalnya, Partai Hamas, memerintah di kawasan Jalur Gaza.
Fayyad dan Abbas memiliki hubungan sangat akrab sejak lama. Namun dalam akhir-akhir ini hubungan itu memburuk ketika pria berusia 61 tahun itu menerima pengunduran diri menteri keuangannya. Hal tersebut dianggap bertentangan dengan kebijaksanaan presiden.
Semula, Fayyad dianggap berhasil memperbaiki ekonomi Palestina yang lesu, tetapi Fayyad mengalami kesulitan ketika Israel dan Amerika Serikat menghentikan bantuan keuangan guna menekan Palestina karena mengajukan diri menjadi negara pengamat secara de facto di PBB.
HAARETZ | CHOIRUL
Topik terpopuler:
Sprindik KPK | Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita lainnya:
Kronologi Penangkapan Penyidik Pajak Pargono
Kisah 'Memalukan' Persibo Bojonegoro di Hong Kong
Pembalap Asep Hendro Pekerjakan Pemuda Garut
Video 'Damai' di Bea Cukai Bali Muncul di YouTube
Buat Akun Twitter, SBY Belum Targetkan Followers