TEMPO.CO, London - Itu adalah contoh tentang bagaimana Margaret Thatcher tetap setia pada keyakinannya dan tak mudah dipengaruhi. Pada September 1995, mantan perdana menteri ini menjadi bintang tamu di acara TV Swedia yang dipandu Stina Lundberg Dabrowski, presenter terkenal negeri itu.
Sebelumnya, beberapa tokoh dunia menjadi tamunya, antara lain Michael Gorbachev. Pada setiap tamunya, Dabrowski meminta mereka melakukan hal lucu di studio.
Kali ini, ia meminta Thatcher untuk melompat. Bukannya mengiyakan, Thatcher walau dengan kalimat halus, meradang. "Saya tidak melihat signifikansi apa pun dengan melompat. Aku membuat lompatan besar ke depan, tapi tidak untuk membuat lompatan kecil di studio," katanya.
Dabrowski, yang dinobatkan sebagai presenter TV terbaik pada tahun 2005, membujuknya beberapa kali. Thatcher tetap kukuh tak mau melakukannya.
Salah tingkah, wanita yang pernah mewawancarai mantan ibu negara AS Hillary Clinton dan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev ini menyebut sederet nama tamunya yang melakukan "perintah"-nya. Ketika Dabrowski mengatakan bahwa Gorbachev juga mau melompat, Thatcher menjawab, "Anda membuat saya takjub. Saya ingin tahu apa yang dia pikir tentang politik dalam masyarakat bebas, kalau itu yang mereka minta Anda lakukan," katanya.
"Jangan pernah memimpikannya. Saya pikir adalah hal konyol meminta seseorang melakukan yang hal bodoh untuk dilakukan. Saya pikir itu hal yang kekanak-kanakan," Thatcher melanjutkan. Dia kemudian menambahkan ia sudah melakukan lebih dari sekadar lompatan kecil. Namun, dengan jenaka ia melanjutkan, "Baiklah. Tidak, tidak, dan tidak."
Diwawancarai setelah momen itu, Dabrowski mengaku makin menyukai Thatcher. "Dia memiliki reputasi sebagai Wanita Besi. Dia menolak untuk melompat, tapi dia melakukannya sedemikian rupa dengan kalimat yang lucu. Aku hanya tertawa terbahak-bahak dan berpikir ia begitu sangat menakjubkan dan humoris," katanya.
Kepada SVT News beberapa saat setelah kabar kematian Thatcher menyebar, Dabrowski menyatakan Thatcher adalah orang tersulit yang diwawancarainya. "Aku penuh keringat. Dia menatapku dan menggelengkan jari telunjuknya ketika dia tidak suka pertanyaanku. Dia mengatakan akan memberiku pelajaran dalam mengajukan pertanyaan dengan cara yang benar," katanya.
MAIL ONLINE | TRIP B
Topik terpopuler:
Sprindik KPK | Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo |Nasib Anas
Berita lainnya:
Kronologi Penangkapan Penyidik Pajak Pargono
Kisah 'Memalukan' Persibo Bojonegoro di Hong Kong
Pembalap Asep Hendro Pekerjakan Pemuda Garut
Video 'Damai' di Bea Cukai Bali Muncul di YouTube
Buat Akun Twitter, SBY Belum Targetkan Followers