TEMPO.CO, Berlin - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan kerja ke Jerman. Di sana, Putin mendapat sambutan yang tak pernah ia duga. Penyambutan itu dilakukan sekelompok perempuan yang bertelanjang dada.
"Mereka memprotes kebijakan Putin," tulis Mail Online, Selasa, 8 April 2013. "Menyoroti isu soal hak perempuan, kebebasan pers, dan kekerasan dalam rumah tangga."
Para perempuan topless ini tak hanya berunjuk rasa dengan teriakan. Mereka juga mencoba mendorong dan menendang Putin, namun dihadang oleh ajudan sang Presiden. Sedangkan pada punggung dan perut para pemrotes, kata-kata hujatan tercat dengan warna hitam. "Ungkapan dictator dan partners in crime ditulis pada tubuh mereka."
Putin sendiri terlihat tak terganggu dengan para perempuan muda yang bertelanjang dada itu. Wajahnya tetap tersenyum. Bahkan ia menyatakan menyukai tindakan mereka. "Kita harus berterima kasih kepada anak-anak muda itu," kata Putin. "Sebab, mereka membantu kita menjadi lebih populer."
Protes tanpa baju ini dilakukan kelompok perempuan Femen. Mereka menggugat Putin atas penahanan kelompok band punk Pussy Riot beberapa bulan lalu. Femen sendiri berdiri pada 2008 lalu. Tujuannya untuk memprotes industri seks yang semakin menjamur di Ukraina. Ketika itu, mereka mengusung spanduk: "Ukraina bukan rumah bordil".
Kini, Femen telah memiliki 150 ribu anggota di seluruh dunia. Kantor cabangnya sendiri ada di pelbagai bagian Eropa serta negara konservatif seperti Mesir.
MAIL ONLINE | CORNILA
Topik terhangat:
Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita terpopuler lainnya:
3 Fakta Kapolda DIY Kontak Pangdam Sebelum Insiden
SBY: SMS Saya ke Anas Tidak Dibalas
Kisah Penjaga Mayat yang Memandikan Nurdin M Top
SBY Sudah Menduga Penyerang Cebongan Kopassus
SBY: Kami Menyayangi Anas Urbaningrum
Agustus, SBY Bakal Ganti Kapolri dan Panglima TNI