Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Olimpiade Athena Bukti Kebangkitan Asia

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Athena:Amerika Serikat boleh saja muncul sebagai kontingen peraih medali terbanyak. Namun, Olimpiade 2004 di Athena yang ditutup hari ini adalah milik negara-negara Asia.Tak kurang dari Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Jacques Rogge, yang mengakuinya. "Apa yang kita lihat di sini, di Athena, adalah kebangkitan Asia," katanya. Dia bahkan menggambarkan Olimpiade ini seperti Asian Games saja.Sampai tadi malam, AS masih memimpin perolehan medali dengan 35 emas, 38 perak, dan 29 perunggu. Tetapi, Cina yang menduduki peringkat kedua hanya tertinggal empat keping emas. Inilah prestasi terbaik Cina sepanjang sejarah.Cina tak sendiri. Jepang juga menunjukkan kebangkitannya. Korea Selatan masih mempertahankan prestasi. Thailand bahkan untuk pertama kalinya meraih tiga emas di Olimpiade, sedangkan Taiwan untuk pertama kalinya merebut emas, sekaligus dua di cabang taekwondo. Hanya Indonesia yang jalan di tempat dengan satu emas."Olimpiade ini jadi ajang kebangkitan Asia. Ini menjadi tanda-tanda kuat bahwa negara-negara Asia akan lebih tangguh di Beijing, empat tahun ke depan," kata Rogge pula.Penampilan Cina memang mengejutkan. Mereka datang ke Athena hanya untuk mempertahankan peringkat ketiga seperti yang didapatkan di Sydney, empat tahun sebelumnya. Tetapi, Rusia yang semula di atas mereka, kali ini hanya meraih 23 emas.Presiden Komite Olimpiade Cina (COC), Yuang Weimin, menyatakan, kontingen berkekuatan 407 orang itu melampaui target. "Kami telah melampaui target dan menyelesaikan tantangan dengan sukses, dengan sportif," katanya.Padahal, Athena bukan target utama Cina. Mereka sengaja mengirim lebih banyak atlet muda sebagai upaya mematangkan mereka sebelum tampil di Olimpiade 2008 di Beijing. "Kini, kami menyelesaikan masa transisi ke generasi baru," katanya. Tujuh di antara peraih emas Cina berusia di bawah 20 tahun.Salah satu emas Cina bahkan datang dari nomor 110 meter gawang putra, nomor atletik yang biasa dikuasai pelari Amerika atau Eropa. Lou Xiang menjadi bintang pujaan di Cina setelah meraih emas sekaligus menyamai rekor dunia dengan catatan waktu 12,91 detik, Jumat lalu.Meski Asia menunjukkan kebangkitan hebat, AS masih tetap saja menjadi raksasa olahraga dunia. Mereka berhasil mengejar perolehan medali emas Cina beberapa hari menjelang Olimpiade berakhir dan memantapkan posisinya.Yang juga membuat muka AS terselamatkan karena tak seorang pun atletnya terjerat doping. Mereka juga menunjukkan perilaku yang baik selama Olimpiade berlangsung dan terhindar dari serangan teroris yang sempat dikhawatirkan menjelang pesta berlangsung."Atlet kami tampil cemerlang, di dalam dan luar lapangan. Kelakuan mereka membuat Amerika bangga," kata Ketua Eksekutif USOC, Jim Scherr.Lalu, apa prestasi buat Yunani? Ada. "Bila diambil rasio medali dengan penduduk, kami menduduki peringkat pertama, bersama Hungaria," kata ketua kontingen Yunani, Yiannis Papadoyiannakis. Dengan 11 juta penduduk, Yunani meraih enam emas. Sementara itu, Hungaria yang berpenduduk 10 juta, meraih delapan emas.b> afp/ap/ing
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Meksiko Mengajukan Diri sebagai Tuan Rumah Olimpiade 2036

25 Maret 2023

Cincin Olimpiade digambarkan di depan The Olympic House, markas Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada pembukaan rapat dewan eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC), di Lausanne, Swiss 8 September 2022.Laurent Gillieron/Pool melalui REUTERS
Meksiko Mengajukan Diri sebagai Tuan Rumah Olimpiade 2036

Komisi Olahraga Nasional Meksiko menyatakan, secara ekonomi, negara itu tak layak menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.


41 Tahun Taufik Hidayat, Peduli Regenerasi Pemain Bulu Tangkis

10 Agustus 2022

Taufik Hidayat saat bertanding di Olimpiade london 2012 (31/7). AP/Andres Leighton
41 Tahun Taufik Hidayat, Peduli Regenerasi Pemain Bulu Tangkis

Taufik Hidayat hari ini berulang tahun ke-41. Ini penggalan perjalannya sebagai mantan atlet bulu tangkis nomor wahid di Indonesia.


Taufik Hidayat Bilang Pernah Coba Disuap Malaysia, Begini Kata Lee Chong Wei

26 Agustus 2021

Taufik Hidayat. Tempo/Fikri Arigi
Taufik Hidayat Bilang Pernah Coba Disuap Malaysia, Begini Kata Lee Chong Wei

Taufik Hidayat mengaku pernah ditawari sejumlah uang untuk oleh ofisial Malaysia untuk mengalah dari Lee Chong Wei dalam Asian Games Doha tahun 2006.


Banyak Tikus di Kemenpora, Taufik Hidayat: Olahraga Susah Maju

12 Mei 2020

Taufik Hidayat. Tempo/Fikri Arigi
Banyak Tikus di Kemenpora, Taufik Hidayat: Olahraga Susah Maju

Taufik Hidayat berpendapat, olahraga Indonesia bisa maju salah satunya jika separo dari pegawai di Kementerian Pemuda dan Olahraga diganti semua.


Menjaga Tradisi Emas

1 Agustus 2008

Menjaga Tradisi Emas

Emas kali ini justru diharapkan datang dari nomor yang belum pernah meraih medali emas


Juana Wangsa Putri Menangis Setelah Tersingkir

27 Agustus 2004

Juana Wangsa Putri Menangis Setelah Tersingkir

Juana kalah tipis 2-3 dari taekwondoin Kolombia, Gladys Alicia Mora Romero.


Gagal di Tangan Paraguay, Irak Berharap Perunggu

26 Agustus 2004

Gagal di Tangan Paraguay, Irak Berharap Perunggu

Kini anak-anak asuh Adnan Hamd itu berharap pulang membawa medali perunggu di babak playoff menghadapi Italia.


Sutiyoso Beri Bonus Rumah Rp 2 Miliar untuk Taufik

25 Agustus 2004

Sutiyoso Beri Bonus Rumah Rp 2 Miliar untuk Taufik

Peraih medali emas Taufik Hidayat yang sudah pasti meraih bonus uang tunai Rp 1 miliar dari KONI Pusat, juga mendapat tambahan bonus berupa rumah senilai Rp 2 miliar dari Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso.


Tak Ada Pejabat Sambut Pahlawan Olimpiade

24 Agustus 2004

Tak Ada Pejabat Sambut Pahlawan Olimpiade

Yang akan ada hanya upacara penyambutan sederhana dipimpin Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar dan dihadiri jajaran pengurus KONI serta pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI).


Supriati Gagal Masuk Babak Final

23 Agustus 2004

Supriati Gagal Masuk Babak Final

Atlet atletik Indonesia hanya menyisakan Edi Zakaria, spesialis lari gawang 110 meter yang baru akan tampil pada babak kualifikasi 24 Agustus mendatang.