TEMPO.CO, Washington - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel menyatakan, dukungan negaranya kepada Korea Selatan "tak tergoyahkan". Ia melontarkan hal itu mengomentari kabar Korea Utara memutuskan hotline militer dengan Seoul.
Melalui sambungan telepon dengan Menteri Pertahanan Korsel Kim Kwan-Jin, Hagel menegaskan kembali kekuatan aliansi, "yang telah, dan terus akan berperan dalam menjaga stabilitas di Semenanjung Korea," kata juru bicara Pentagon, George Little.
Dia juga menyatakan komitmen Amerika Serikat untuk teguh pada aliansi dengan Korsel, khususnya saat ketegangan di wilayah itu.
Kedua sekutu menandatangani pakta militer baru pekan lalu untuk meningkatkan respons bersama pada setiap agresi dari Utara. Sekitar 28.500 pasukan militer Amerika Serikat ditempatkan di Korsel untuk melawan ancaman perang dari Korut.
Sebelumnya, Little mengecam keputusan Korut untuk memotong hotline dan menyebutnya sebagai "langkah provokatif dan tidak konstruktif." "Penting bagi rezim untuk fokus pada apa yang kita pikirkan sebagai tindakan yang tepat demi perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea. Provokasi dan retorika sering tidak membantu dalam situasi ini," ia menambahkan.
Keputusan untuk berkomunikasi langsung dengan Korsel bertepatan dengan pengumuman bahwa pemimpin tertinggi Korut akan bertemu dalam beberapa hari ke depan untuk membahas "masalah penting" dan membuat "langkah drastis". Pemutusan hotline itu disampaikan oleh pejabat senior militer Korut kepada pejabat militer Korsel sesaat sebelum secara resmi dinyatakan diputus.
"Dalam situasi di mana perang dapat pecah setiap saat, komunikasi militer Selatan-Utara tidak diperlukan," kata pejabat itu seperti dikutip oleh kantor berita resmi KCNA.
Pemotongan hotline adalah yang terbaru dalam serangkaian ancaman dan tindakan yang telah meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea, sejak peluncuran roket Korea Utara pada bulan Desember dan uji coba nuklir bulan lalu. Kedua peristiwa ini memicu sanksi PBB.
AP | TRIP B