Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Australia Mohon Maaf Atas Program Adopsi Paksa  

image-gnews
Perdana Menteri Australia Julia Gillard. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Perdana Menteri Australia Julia Gillard. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Iklan

TEMPO.COCanberra — Pemerintah Australia kemarin secara resmi meminta maaf kepada ribuan ibu tunggal yang terpaksa berpisah dari bayi mereka akibat program adopsi paksa selama periode 1930-1982. 

“Kami meminta maaf kepada Anda, para ibu yang dikhianati oleh sistem dan dimanipulasi agar menyerahkan bayi. Ucapan maaf ini juga karena negara tidak menghargai hak para ibu untuk mengasuh anak Anda sendiri,” kata Perdana Menteri Australia Julia Gillard di hadapan parlemen.

Isak tangis pun pecah dari 800 ibu yang menjadi korban kebrutalan sistem pemerintahan yang konservatif saat itu. Mereka yang sengaja hadir di Gedung Parlemen Australia kemudian bertepuk tangan sambil berdiri setelah mendengar pernyataan Gillard itu.

Dalam kesempatan tersebut, Gillard juga menyampaikan komitmen pemerintah untuk membayarkan kompensasi senilai A$ 5 juta atau Rp 50,6 miliar. Dana ini digunakan untuk memberikan bantuan dan dukungan bagi para ibu yang terdampak kebijakan brutal itu serta membantu anak-anak dalam program adopsi paksa untuk mencari ibu kandung mereka. 

Permintaan maaf pemerintah federal Australia ini diutarakan berdasarkan rekomendasi komite khusus yang dibentuk Senat tahun lalu. 

Sejarah kelam Australia ini dikenal sebagai era White Stolen Generation. Dalam lima dekade terakhir, sekitar 250 ribu bayi dipisahkan secara paksa dari ibunya yang tidak menikah. Para ibu yang sebagian besar saat itu masih berusia remaja ditipu, dipaksa, bahkan diancam untuk menyerahkan bayi mereka kepada pasangan menikah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rumah sakit yang dikelola yayasan Katolik Australia sebelumnya telah mengumumkan permohonan maaf pada 2011. Yayasan Kesehatan Katolik Australia, salah satu penyedia layanan rumah sakit terbesar di Benua Kanguru, mengakui tindakan itu sangat biasa terjadi pada masa tersebut.

Penyelidikan Komite Senat menemukan bahwa para ibu kerap dipaksa ataupun ditipu untuk meneken surat persetujuan adopsi. Bahkan ada beberapa ibu yang dibius agar tidak merebut kembali bayinya. Bayi-bayi yang diadopsi paksa sebagian besar tidak pernah diperlihatkan kepada ibu kandungnya. 

Tragedi ini menjadi perhatian nasional setelah Pemerintah Negara Bagian Western Australia menjadi yang pertama meminta maaf secara resmi kepada ibu dan anak yang menjadi korban program kejam itu. “Saya meminta maaf kepada para ibu, anak-anak mereka, dan keluarga yang terdampak praktek keji ini,” ujar Colin Barnett, Menteri Utama Western Australia.

AP | ASIAONE | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita Terpopuler:
Mengapa Ibas Laporkan Yulianis ke Polisi 

Ramai-ramai Patok 'Kebun Binatang' Djoko Susilo 

Enam Pernyataan Soal Ibas dan Yulianis

Sakit Hati, Tersangka D Bunuh Bos Servis Komputer 

Jokowi Tak Persoalkan Hengkangnya 90 Perusahaan 

Pengganti Pramono Edhie di Tangan Presiden

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Saksi mata merekam detik-detik serangan di Melbourne, Australia.[Dailymail.co.uk]
Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.


Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Seorang pria berenjata pisau melawan polisi setelah meledakan mobil dan menikam tiga orang pejalan kaki di Melbourne, Australia.[Twitter Chris Macheras via Mirror.co.uk)
Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.


Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Pesawat pertama Airbus A380-800 milik Etihad Airways di pabrik pengecatan di di Hamburg, Jerman, 25 September 2014. Etihad memperkenalkan desain barunya, akan terapkan pada semua pesawatnya, melalui pesawat A380nya ini. Krisztian Bocsi/Bloomberg via Getty Images
Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.


Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Ilustrasi ancaman teror bom di pesawat/pesan teror bom di pesawat. express.co.uk
Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.


Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

gvpedia.com
Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.


4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

Polisi Federal Australia memeriksa tas penumpang di Bandara Domestik Sydney, Australia, 30 Juli 2017. REUTERS/David Gray
4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.


Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Gladys Berejiklian. youtube.com
Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.


Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Ilustrasi penjahat bersenjata atau terorist. TEMPO/Subekti
Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.


Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

REUTERS/Alex Domanski
Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).


ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

Jake Billardi (tengah), remaja Australia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.