TEMPO.CO, Beijing – Perdana Menteri Cina yang baru, Li Keqiang, berjanji negaranya akan menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Pasifik serta seluruh dunia, juga memperkuat hubungan dengan negara-negara besar termasuk Amerika Serikat dan Rusia.
"Ada lebih dari 1,3 miliar rakyat Cina, dan jalan kita menuju modernisasi masih panjang. Perlu lingkungan internasional bagi perdamaian yang abadi,” katanya. “Bahkan, jika Cina semakin kuat, kita tidak akan mencari hegemoni," kata Li dalam konferensi pers penutupan sesi pertama Kongres Parlemen Nasional ke-12, Minggu.
Ketika ditanya soal hubungan dengan AS, Li mengatakan, pemerintah Cina berkomitmen untuk mempertahankan hubungan yang kuat antara ekonomi terbesar dan kedua terbesar di dunia, meski terdapat perbedaan.
“Lebih banyak kesempatan di bidang perdagangan dan investasi antara Cina dan AS akan muncul pada tahun-tahun mendatang,” kata Li, sambil menyebutkan bahwa pertumbuhan volume perdagangan bilateral dari hanya US$ 1 miliar dalam tiga dekade sebelumnya menjadi lebih dari US$ 500 miliar tahun lalu.
“Saya tidak percaya konflik antar-kekuatan besar tidak terelakkan,” ia menambahkan. “Kepentingan bersama kerap mengalahkan perseteruan.”
Ketika ditanya soal hubungan dengan Rusia, Li mengatakan, kerja sama praktis diperlukan dan kedua pihak harus memanfaatkan integritas ekonomi masing-masing. Dia berharap perdagangan bilateral akan meningkat dari saat ini sekitar US$ 80 miliar per tahun. Baik Cina maupun Rusia harus bekerja sama untuk melipatgandakan perdagangan bilateral pada masa mendatang.
XINHUA | NATALIA SANTI