TEMPO.CO, Buenos Aires -- Sebelum terpilih menjadi pengganti Paus Benediktus XVI, Jorge Mario Bergoglio menjalani karier keuskupannya di Argentina. Ia merupakan Uskup Agung yang mengawasi gereja-gereja di Amerika Selatan sejak tahun 1998. Selama 15 tahun itu, Bergoglio berusaha memodernisasi gereja Argentina yang terkenal paling konservatif di Amerika Latin.
Di Argentina, Bergoglio begitu menentang isu aborsi dan pernikahan sesama jenis serta mendukung selibat. Secara terang-terangan, ia pun mengkritik Presiden Argentina, Cristina Kirchner, terkait berbagai isu. Mulai pernikahan sesama jenis, pembagian kontrasepsi gratis untuk semua orang, hingga inseminasi buatan. Kirchner sendiri pernah marah besar atas kritikan Bergoglio itu. "Kata Kirchner, sikap Bergoglio itu hanya pantas untuk abad pertengahan saja," tulis LA Times, Rabu, 13 Maret 2013.
Bergoglio dan Kirchner memang tak akur. Namun, gontokan itu tak menghalangi Kirchner mengucapkan selamat kepada Bergoglio kala terpilih sebagai paus baru. Bahkan, Kirchner mengiriminya surat terbuka, atas nama rakyat Argentina.
Terpilihnya Bergoglio sebagai paus ditandai dengan asap putih yang mengepul dari cerobong asap Kapel Sistine pada Rabu, 13 Maret 2013, pukul 18.10. Pemilihan paus ini dimulai Selasa, 12 Maret 2013. Sumber di Vatikan menyatakan para kardinal melakukan pemungutan suara rahasia atau dikenal juga sebagai konklaf. Di tahap ini, para kardinal akan memilih paus baru hingga mencapai suara mayoritas dua pertiga.
Benedictus sendiri mengundurkan diri karena alasan kesehatan setelah delapan tahun menjabat. Ia menjadi paus pertama yang mengundurkan diri dalam 600 tahun. Simak berita dari Vatikan di sini.
LA TIMES | CORNILA DESYANA
Baca juga:
Bergoglio Menjadi Paus, Argentina Bersukacita
Alasan Jorge Bergoglio Pakai Nama Paus Francis
Paus Francis Menelepon Benedictus Usai Terpilih
Apa Pesan Obama untuk Paus Fransiskus?