TEMPO.CO, FELDA SAHABAT--Kepolisian Malaysia terus melakukan penangkapan terhadap pendukung Sultan Sulu yang diduga terlibat konflik berdarah di Sabah. Kepala Kepolisian Federal Malaysia, Ismail Omar, Sabtu 9 Maret 2013, mengumumkan pihaknya menangkap lagi 79 orang.
"Kami yakin para tersangka terlibat dalam penyusupan dan penyerangan di Sabah," kata Ismail.
Baca Juga:
Namun Ismail tidak menjelaskan lebih lanjut soal identitas atau jenis kelamin orang-orang yang ditangkap. Sebelumnya pada Jumat lalu, ia menyatakan pihaknya menangkap puluhan orang, baik laki-laki maupun perempuan, yang diduga terkait dengan kelompok bersenjata tersebut.
“Para pelaku yang ditangkap tersebut akan dijerat pasal tindak pidana terorisme,” Ismail menambahkan. Diduga para tersangka merupakan penyedia pasokan makanan maupun informan. Tapi belum diketahui apakah mereka warga Malaysia atau Filipina. Kini mereka ditahan di luar area pertempuran tanpa persidangan.
Operasi pengejaran kelompok bersenjata asal Filipina itu pun menyebabkan korban tewas bertambah menjadi 61 orang. Satu korban tewas dalam insiden terbaru berasal dari kubu pengikut Sultan Sulu. Dia ditembak mati oleh aparat Malaysia karena berusaha kabur saat penggerebekan dilakukan di dua desa dan sebuah wilayah rawa setempat.
Baca Juga:
Jumlah korban tewas terdiri dari 53 anggota kelompok bersenjata asal Filipina dan 8 anggota Kepolisian Malaysia. Mereka tewas dalam bentrokan yang terjadi sejak awal pekan ini. Aparat Malaysia terus melakukan pengejaran terhadap pengikut Sultan Sulu yang masih bertahan dan bersembunyi di Sabah.
Kelompok hak asasi internasional, Human Rights Watch, dalam kesempatan terpisah mendesak pemerintah Malaysia melindungi warga sipil dan membuka akses bantuan kemanusiaan bagi mereka yang terjebak di lokasi pertempuran. “Yang paling penting, pemerintah Malaysia harus transparan menjelaskan duduk persoalan permasalahan ini,” tutur Phil Robertson, Wakil Direktur HRW untuk wilayah Asia.
Malaysia berkukuh akan menumpas seluruh anggota kelompok bersenjata yang menyusup ke wilayah Sabah. Negara tersebut menolak opsi gencatan senjata yang diungkapkan oleh pemimpin kelompok bersenjata.
Sekitar 235 orang pengikut Sultan Sulu, Jamalul Kiram III, tiba di Sabah pada 12 Februari lalu. Mereka berusaha merebut kembali daerah itu berdasarkan dokumen-dokumen sejarah. Hingga saat ini mereka masih bergerilya di wilayah tersebut dan operasi pengejaran pun terus dilakukan otoritas Malaysia untuk menangkap mereka.
L AP | CHANNEL NEWS ASIA | THE NEW STRAIT TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI