TEMPO.CO, New York - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon menyerukan diakhirinya kekerasan di Sabah. Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya dan diposting di website PBB mengatakan Ban mendorong dialog antara semua pihak yang terlibat untuk resolusi damai. Ia juga menyatakan Ban selalu memonitor situasi di tempat itu.
"Sekjen menyatakan keprihatinan tentang dampak situasi ini bagi penduduk sipil, termasuk migran di wilayah tersebut," katanya. Karenanya, kata pernyataan itu, "Dia mendesak semua pihak untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan dan bertindak dalam penghormatan penuh terhadap norma-norma internasional hak asasi manusia."
Baca Juga:
Pasukan keamanan Malaysia pada hari Selasa meluncurkan serangan udara menggunakan F-18 dan jet tempur Hawk dalam operasi pertama untuk mengakhiri penyusupan oleh kelompok bersenjata asal Filipina di Lahad Datu, Sabah, sejak Februari lalu. Mereka juga telah terdeteksi di tempat lain di negara bagian itu.
Delapan personel polisi tewas - dua dalam baku tembak di Lahad Datu Jumat lalu, dan enam dalam penyergapan di Kampung Simunul, Semporna sehari kemudian, dalam operasi itu. Sedang dari kubu penyusup, sedikitnya 35 orang dilaporkan tewas.
Di Johor Baru, Sultan Johor, Ibrahim Ibni Almarhum Sultan Iskandar, berharap bahwa konflik bersenjata di Sabah akan berakhir segera. Menurutnya, sudah terlalu banyak darah yang tertumpah. "Saya yakin Perdana Menteri tahu yang terbaik dan melakukan semua yang dia bisa untuk menyelesaikan masalah ini," katanya.
Baca Juga:
THE STAR | TRIP B