TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Benigno Aquino III mengatakan akan mengadili Sultan Sulu, Jamalul Kiram III dan orang-orangnya di Filipina sebelum mengekstradiksi mereka ke Malaysia. Sebelumnya, Malaysia menyatakan Kiram akan didakwa sebagai perancang penyusupan ke Sabah dan akan diadili dengan hukum Malaysia.
Saluran televisi ABS-CBN News melaporkan presiden Filipina menyatakan negara tersebut tidak mempunyai perjanjian ekstradiksi dengan Malaysia. Tetapi, katanya, terdapat mekanisme lain yang membolehkan Jamalul diekstradiksi seperti persetujuan bersama di bawah ASEAN.
“Dari perspektif saya.. biarkan rakyat kami berhadapan dengan hukum kami terlebih dahulu, baru membincang hukuman yang akan ditimpakan negara lain,” kata Aquino.
Menteri Luar Malaysia, Anifah Aman, mengisyaratkan semalam kemungkinan untuk memohon ekstradiksi Kiram, terkait 200 orang askar bersenjatanya yang menyusup ke Lahad Datu di Sabah semenjak 9 Febuari.
“Secara kasat mata mereka membangkitkan kemarahan dan kebencian. Apakah Filipina mempunyai undang-undang untuk membawa mereka ke pengadilan?" katanya. “Jika tidak, mungkin kita akan meminta Filipina menyerahkannya kepada kita."
Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Filipina, Leila De Lima, menyatakan pada The Philippine Inquirer, bahwa mendakwa Kiram di Filipina lebih menjadi keutamaan ketimbang mengekstradisinya ke Malaysia. Namun dia menyatakan pemerintah masih memperlajari kemungkinan untuk mengekstradiksi lelaki yang mengaku dirinya Sultan Sulu itu — dan bertanggungjawab terhadap pertempuran berdarah di Sabah.
ABS-CBN | TRIP B