TEMPO.CO, Seoul - Sekelompok wanita Korea Selatan yang pernah dipaksa menjadi budak seks selama Perang Dunia II oleh Jepang mengajukan gugatan terhadap grup rock asal negeri itu. Dalam salah satu lagunya, grup yang menamakan diri Scramble ini menyinggung para wanita penghibur tentara Jepang itu dengan menyebut mereka sebagai pelacur.
Sebuah CD berisi lagu dengan lirik milik grup itu dikirimkan bersama dengan gugatan mereka. Para wanita yang kini sudah renta itu tinggal di tempat penampungan di Gwangju, selatan Seoul.
Lagu, dengan video yang menyertainya, itu diposting di YouTube pada bulan Januari. Lagu berjudul Slashing Koreans itu berisi lirik inflamasi tentang kekerasan terhadap "para pelacur tua".
Scramble bukanlah grup rock populer di Jepang. Kelompok ini memiliki basis penggemar yang muncul terbatas di kalangan ultra-nasionalis.
Delapan wanita penghibur yang kini berusia 80-90 tahun itu mengaku terkejut mendengar lagu itu. Dibantu beberapa pengacara, mereka mengajukan gugatan.
"Mereka merasa bahwa keadilan harus ditegakkan dan ditempatkan pada tempat semestinya," kata juru bicara para wanita itu.
Sejarawan mengatakan sekitar 200 ribu perempuan dari Korea, Cina, Filipina, Indonesia, dan negara-negara lain dipaksa bekerja di rumah bordil tentara Jepang di Asia. Jugun ianfu, julukan bagi mereka, telah lama menjadi sumber pertentangan antara Seoul dan Tokyo.
CHOSUN ILBO | TRIP B