TEMPO.CO, Caracas - Presiden Hugo Chavez meninggal dunia akibat serangan jantung. Ia disebut-sebut mengalami penderitaan sehingga mulutnya tak sanggup berbicara untuk menyampaikan keinginannya untuk hidup. Demikian keterangan Kepala Keamanan Presiden Venezuela, kepada media, Rabu, 6 Maret 2013.
"Beliau tak sanggup berbicara, tetapi memberikan isyarat dengan bibirnya, saya tidak ingin mati. Mohon jangan biarkan aku mati, sebab dia sangat mencintai negaranya, mengorbankan dirinya demi negara," kata Jenderal Jose Ornella kepada Associated Press.
Jenderal Ornella mengatakan dia menghabiskan waktu selama dua tahun bersama Chavez, termasuk pada detik-detik menjelang ajal sebagai Presiden Venezuela selama 14 tahun yang bertempur melawan kanker.
Ornella berbicara kepada AP pada Rabu dinihari waktu setempat, 6 Maret 2013, di luar gedung Akademi Militer, tempat jenazah Chavez disemayamkan.
Dia mengatakan, kanker Chavez begitu cepat menjalar ketika kematiannya datang, tetapi Ornella tak memberi keterangan detail. Ornella juga tak menjawab saat ditanyai apakah kanker Chavez sudah menjalar ke paru-paru.
Venezuela menetapkan hari berkabung selama tujuh hari sejak pengumuman kematian Chavez, Selasa, 5 Maret 2013, seperti disampaikan oleh Wakil Presiden Nicolas Meduro. Hugo Chavez meninggal pada usia 58 tahun setelah sekian lama berperang melawan kanker.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Baca juga:
Sultan Sulu Pertanyakan Sikap Manila Soal Sabah
Korea Utara Akan Menggelar Serangan 11 Maret
Cina Ramai Perceraian karena Pajak Properti Naik
Hubungan Indonesia-Venezuela Naik-Turun