TEMPO.CO, Damaskus - Pejuang angkatan bersenjata oposisi telah menahan sekitar 21 orang penjaga perdamaian PBB, Rabu, 6 Maret 2013, di kawasan yang memisahkan wilayah Israel dengan Suriah di Dataran Tinggi Golan.
Menanggapi insiden tersebut, Dewan Keaman PBB, Kamis, 7 Maret 2013, meminta agar mereka segera dibebaskan tanpa syarat.
Penangkapan terhadap pengamat genjatan senjata asal Filipina itu berlangsung sepekan setelah ada laporan yang menyebutkan bahwa seorang anggota pasukan perdamaian hilang. Pemerintah Filipina mengutuk aksi penangkapan tersebut dan meminta agar para penculik segera membebaskannya.
"Pemerintah Filipina menyerukan dengan segera agar 21 pasukan perdamaian asal Filipina yang menjadi bagian dari Pasukan Pengamat Pelepasan PBB (UNDOF) di Dataran Tinggi Golan," tulis Kementerian Luar Negeri Filipina dalam sebuah pernyataan. Para korban penculikan tersebut merupakan bagian dari 300 anggota pasukan perdamaian PBB asal Filipina.
Pasukan UNDOF dibentuk pada 1974 menyusul Perang Yom Kippur antara Suriah dan Israel. Pasukan ini bertugas mengawasi pelepasan wilayah yang dikuasai oleh Suriah maupun Israel di Dataran Tinggi Golan. Mereka juga mendapatkan mandat untuk mengawasi jalannya gencatan senjata.
Vitaly Churkin, duta besar Rusia untuk PBB dan Presiden Dewan Keamanan, mengatakan, pejabat PBB dari pasukan perdamaian sedang berunding dengan para penculik.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Populer:
Hotma Sitompoel: Semakin Lama Terbuka Kasus Raffi
Begini SMS Antara Yuni Shara dan Polisi Soal Raffi
Menkopolhukam: Pembubaran Densus 88 Berlebihan
Krisdayanti: Yuni Kecewa Atas Tuduhan Itu
Kangen Warteg, Dahlan ke Warmo