TEMPO.CO, Caracas - Diosdado Cabello juga disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti mendiang Presiden Hugo Chavez. Ketua Dewan Nasional Venezuela yang memiliki latar belakang militer ini dikenal sebagai sahabat dekat Chavez selama kurang-lebih dua dekade.
Lahir di El Furrial, Monagas State, Cabello bermodalkan pendidikan yang bagus. Ia adalah seorang insinyur lulusan Universitas Andres Bello.
Sebagai bekas anggota angkatan bersenjata, Cabello bergabung bersama Chavez dalam upaya kudeta melawan Presiden Carlos Andres Perez pada Februari 1992. Namun kudeta ini gagal sehingga dia dijebloskan ke dalam penjara selama dua tahun.
Menyusul kemenangan Chavez dalam pemilihan presiden pada 1998, Cabello membantu menyiapkan organisasi masyarakat sipil akar rumput pro-Chavez--dikenal dengan sebutan "Bolivian Circles", yang didesain untuk memberdayakan para pekerja dan kaum miskin. Cabello menjadi kepala staf Chavez pada 2001.
Pada 13 April 2002, selama kudeta dua hari melawan Chavez, Cabello mendapatkan tugas-tugas kepresidenan guna menghadapi Pedro Carmonia, Kepala Kamar Dagang Venezuela, yang ditunjuk sebagai presiden oleh para pemimpin kudeta.
Perintah pertama Cabello adalah mengirimkan sekelompok pasukan elite angkatan laut untuk menyelamatkan Chavez, yang ditahan di sebuah penjara di Kepulauan Karibia. Beberapa jam kemudian, Chavez berhasil dikembalikan ke kursi kekuasaan.
Untuk aksi ini, Cabello dihadiahi jabatan sebagai Menteri Dalam Negeri dan Kehakiman, Infrastruktur, dan Pekerjaan Umum.
Cabello juga dipercaya untuk memimpin negara bagian Miranda dari 2004 hingga 2008, setelah dia dikalahkan dalam pemilihan umum oleh calon oposisi Henrique Capriles. "Diosdado Cabello memiliki kekuatan militer. Dia sangat pragmatis," kata Profesor Ramon Pinango, seorang sosiolog dari Universitas Venezuela IESA, kepada Al Jazeera.
Selain Cabello, nama lain yang juga disebut-sebut sebagai pengganti Chaves adalah Nicholas Maduro.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Internasional Terpopuler:
MNLF: 10 Ribu Tentara Sulu Tiba di Sabah
Misuari Ingatkan Malaysia Jangan Bunuh Raja Sulu
Hugo Chavez Meninggal Akbat Penyakit Ini
Intrik di Filipina Berada di Balik Serangan Sabah?