TEMPO.CO, Manila - Manila berusaha menengahi konflik di Sabah dengan mengajak berunding perwakilan mantan Sultan Sulu, Jamalul Kiram III. Namun, seperti dilaporkan jaringan televisi ABN-CBS News, juru bicara Presiden Benigno Aquino III, Ricky Carandang, mengatakan upaya ini gagal.
"Kami telah melakukan segala cara yang kami bisa untuk mencegah hal ini, tapi pada akhirnya, orang-orang Kiram lebih memilih jalan ini (kontak senjata)," katanya.
Baca Juga:
Pada siang ini, laporan berita lokal mengatakan kelompok bersenjata asal Sulu ditekuk oleh pasukan keamanan Malaysia, yang menghujani tembakan dengan senapan serbu sejak pukul 07.00.
The Star Online, mengutip sumber-sumber polisi, mengatakan tim Malaysia telah memasuki tahap keempat Operasi Sulu dan sekarang bergerak untuk mengamankan Kampung Tanduo, di mana militan bersembunyi selama berminggu-minggu.
Pada pukul 11.30 Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Ismail Omar mengatakan dalam konferensi pers bahwa tak ada korban dari pihak Malaysia. Sedangkan korban dari kelompok bersenjata masih belum diverifikasi.
Baca Juga:
ABS-CBN News di Filipina juga melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Albert del Rosario, yang terbang ke Kuala Lumpur kemarin, membenarkan kabar pertemuan dengan menteri Pertahanan dan menteri Luar Negeri Malaysia. Mereka membahas kemungkinan tanpa serbuan dari tentara Malaysia. Pembicaraan berlangsung hingga pukul 01.00 dini hari. Enam jam kemudian, operasi penyerbuan dilancarkan.
Del Rosario mengakui keras kepalanya prajurit Sulu. Permohonan hingga menit terakhir untuk "toleransi maksimal" kepada pemberontak tak ditanggapi. Itulah sebabnya, pemerintah Filipina menegaskan mereka tidak punya pilihan selain meninggalkan nasib tentara Sulu di Sabah ke tangan pasukan keamanan Malaysia.
Dalam sebuah wawancara dengan ABS-CBN News Channel, juru bicara kepresidenan Edwin Lacierda menunjukkan bahwa lebih dari 200 orang bersenjata yang mengaku sebagai pengikut dari Kesultanan Sulu menolak untuk meletakkan senjata, bahkan setelah pertempuran pecah sejak Jumat.
"Mereka ingin menyelesaikan ini dengan persyaratan mereka. Perdana Menteri Najib Razak mengatakan sebelum insiden terjadi, baka pwede pa pero (bisa menjadi nyata asalkan). Namun, kini langkah serius telah dilakukan, "katanya kepada ANC.
ABS-CBN NEWS | MALAYSIAN INSIDER | TRIP B