TEMPO.CO, Samarinda - Kepolisian Kawasan Pelabuhan Tunon Taka, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, memperketat keluar-masuk orang di wilayah perbatasan itu. Pengetatan penjagaan ini menyusul kerusuhan di Tawau, Sabah, Malaysia, yang mengakibatkan dua polisi Malaysia tewas dan 12 tentara Kerajaan Sulu, Filipina, tewas.
Menurut Kepala Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan, Ajun Komisaris Sumarwanta, belum ada peningkatan intensitas kedatangan warga Indonesia dari Tawau ke Pelabuhan Tunon Taka. Tapi, lanjut dia, polisi tetap waspada kepada setiap orang yang datang sebagai langkah antisipasi.
Baca Juga:
"Kami seleksi betul-betul setiap TKI atau penumpang yang datang dari Tawau, Malaysia," kata Sumarwanta saat dihubungi di Samarinda, Ahad, 3 Maret 2013. Dia mengatakan, sejak terdengar kabar adanya kontak senjata di tanah seberang, intensitas pelayaran datang dan pergi ke pelabuhan masih normal.
Penyeberangan dari Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, menuju Tawau membutuhkan waktu tak lebih dari satu jam. Pelabuhan ini menjadi pelabuhan resmi kapal Indonesia dan Malaysia. "Kami selalu koordinasi dengan para TKI di seberang," kata dia.
Sejauh ini menurut dia, tak ada warga Indonesia yang tewas dalam kontak senjata itu. Mereka, kata Sumarwanta, telah diungsikan ke lokasi yang aman. Kontak senjata, kata dia, hanya melibatkan polisi Malaysia dan tentara Kerajaan Sulu, Filipina.
Baca Juga:
Sehari sebelumnya, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Sabah mengungsikan 600 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di ladang kelapa sawit di Felda Sahabat Blok 17, negara bagian Sabah, Malaysia, sejak 12 Februari 2013. Keamanan di sana tak menentu setelah terjadinya kontak senjata antara polisi Malaysia dan kelompok bersenjata Kerajaan Sulu dari Filipina Selatan.
Sebanyak 600 pekerja di ladang sawit itu berasal dari Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Jumlah perkebunan di daerah itu ada 52 blok dan pekerja asal Indonesia di sana sebanyak 8.000 orang.
Memanasnya situasi di daerah itu bermula dari adanya orang bersenjata, yang mengaku sebagai tentara Kerajaan Sulu dari Filipina Selatan, memasuki daerah Lahad Datu di negara bagian Sabah, Malaysia. Setelah lebih dua pekan mereka dikepung pihak keamanan Malaysia, akhirnya terjadi kontak senjata yang menewaskan dua polisi Malaysia dan 12 tentara Sulu.
FIRMAN HIDAYAT
Berita terpopuler lainnya:
Ratusan Vila Berdiri di Taman Nasional
VIDEO Kekerasan Densus 88 Beredar di Youtube
Skenario Rasyid Lempar Kesalahan ke Sopir Luxio
Slank: Fatin Jangan Buka Jilbab, Jangan Goyang
Ramadhan: Anas Urbaningrum Sudah Tak Seperti Dulu
SBY Disarankan Mundur Perlahan dari Demokrat
Jenderal Sutiyoso Ditipu Tukang Reparasi Jam
Nasabah Masih Percaya kepada Golden Traders
X Factor, Fatin Kenakan Baju Dian Pelangi