TEMPO.CO, Damaskus - Separuh penduduk Suriah adalah perempuan. Sejak dua tahun silam, ketika konflik di dalam negeri berkecamuk, mereka mulai kerap berdiskusi soal politik yang sebelumnya jarang dilakukan.
Bahkan sekarang, kaum ibu dan anak-anak perempuan mulai angkat senjata, bertempur di garis depan, bergabung dengan pasukan pemerintah dan oposisi.
Meskipun sudah lama ada perempuan di angkatan bersenjata, belum lama ini, perempuan Suriah secara bergelombang mulai bergabung dengan Tentara Pertahanan Nasional, yang mirip dengan tentara cadangan.
Sejumlah laporan menyebutkan, Presiden Bashar al-Assad telah merekrut banyak perempuan untuk ditugaskan sebagai penjaga pos pemeriksaan dalam upaya menutupi kekurangan pasukan karena ada yang membelot dan tewas.
Laporan lainnya mengatakan, lebih dari 500 perempuan tergabung dalam pasukan paramiliter "Singa Pertahanan Nasional". Mereka merupakan bagian dari 10 ribu kekuatan Pasukan Pertahanan Nasional yang belum lama dibentuk.
Sedangkan di oposisi, kaum perempuan tetap tidak masuk kekuatan utama.
AL JAZEERA | CHOIRUL